Pendahuluan
Salah satu musuh tersembunyi dalam amal adalah riya’ dan sum’ah, dua penyakit hati yang bisa menghapus pahala amal kebaikan tanpa disadari pelakunya. Riya’ berarti beramal karena ingin dilihat orang lain, sementara sum’ah adalah beramal agar didengar dan dipuji oleh manusia. Keduanya sangat halus namun berbahaya. Oleh sebab itu, menjaga hati dari riya’ dan sum’ah merupakan bagian penting dari tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).
Allah ﷻ berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) mereka yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya’.”
(QS. Al-Ma’un: 4–6)
Ayat ini menunjukkan bahwa amal ibadah sekalipun, jika dilakukan dengan riya’, bisa menjadi penyebab kecelakaan di akhirat.
Apa Itu Riya’ dan Sum’ah?
1. Riya’ (الرياء)
Secara bahasa berarti menampakkan amal agar dilihat orang lain. Riya’ adalah beribadah atau berbuat baik dengan maksud mencari pujian dari manusia, bukan karena Allah ﷻ.
2. Sum’ah (السمعة)
Sum’ah berasal dari kata السَّمْع (pendengaran), yaitu beramal agar didengar dan dibicarakan orang lain, dengan harapan dipuji dan dianggap hebat oleh manusia.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ سَمَّعَ، سَمَّعَ ٱللَّهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي، يُرَائِي ٱللَّهُ بِهِ
“Barang siapa yang ingin didengar (sum’ah), maka Allah akan memperdengarkan (aibnya), dan barang siapa yang ingin dilihat (riya’), maka Allah akan menampakkan (niatnya).”
(HR. Bukhari, no. 6134; Muslim, no. 2987)
Bahaya Riya’ dan Sum’ah dalam Islam
1. Menghapus Pahala Amal
Amal yang tidak dilakukan karena Allah ﷻ tidak akan diterima. Bahkan, bisa menjadi penyebab siksa di akhirat.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa di hari kiamat nanti akan didatangkan tiga orang: seorang mujahid, seorang alim yang mengajarkan ilmu, dan seorang dermawan. Mereka semua dimasukkan ke neraka karena beramal untuk manusia, bukan karena Allah.
Dalam hadits disebutkan:
فَقِيلَ لَهُ: قَدْ قِيلَ ذَٰلِكَ، وَقَدْ قِيلَ: أَنْتَ جَرِيءٌ، وَقِيلَ: عَالِمٌ، وَقِيلَ: كَرِيمٌ، فَقَدْ أُخِذَ أَجْرُكَ
“Dikatakan padanya, ‘Kamu melakukan itu agar disebut pemberani, atau disebut alim, atau disebut dermawan, dan sungguh kamu telah mendapatkan itu (di dunia).'”
(HR. Muslim, no. 1905)
2. Menjadikan Hati Rusak dan Lalai dari Allah ﷻ
Orang yang terkena riya’ dan sum’ah akan sibuk mengesankan manusia, dan lupa mencari keridhaan Allah ﷻ. Ia menjadi hamba pujian, bukan hamba Allah.
Tanda-Tanda Riya’ dan Sum’ah yang Harus Diwaspadai
-
Bersemangat beramal ketika dilihat orang, namun malas saat sendiri
-
Ingin dipuji atas amal ibadah yang dilakukan
-
Menceritakan amal ibadahnya agar dikagumi
-
Sedih jika tidak ada yang melihat atau mengetahui amalnya
-
Suka membandingkan amalnya dengan orang lain untuk merasa lebih baik
Cara Menjaga Hati dari Riya’ dan Sum’ah
1. Perbaharui Niat Sebelum dan Setelah Beramal
Selalu niatkan amal hanya untuk mencari ridha Allah ﷻ, dan koreksi kembali setelah amal dilakukan.
2. Banyak Berdoa agar Diberi Keikhlasan
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa untuk memohon perlindungan dari syirik yang tersembunyi.
Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq رضي الله عنه, beliau berkata:
يَا رَسُولَ ٱللَّهِ، عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي، قَالَ: قُلِ: ٱللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
“Ya Rasulullah, ajarkan aku doa yang bisa aku baca dalam shalat.” Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Ucapkanlah: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sementara aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui.'”
(HR. Ahmad, no. 27742; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)
3. Menyembunyikan Amal Kebaikan
Lakukan amal-amal secara sembunyi-sembunyi agar lebih ikhlas, seperti shalat malam, sedekah rahasia, atau doa yang hanya diketahui oleh Allah ﷻ.
4. Banyak Berdzikir dan Tafakur
Dengan memperbanyak dzikir, hati menjadi lebih bersih dan tidak mudah tergoda untuk mencari pujian manusia.
Keutamaan Ikhlas dan Bahaya Amal yang Tidak Murni
Allah ﷻ berfirman:
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ
“Padahal mereka tidak diperintah kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”
(QS. Al-Bayyinah: 5)
Ikhlas adalah syarat diterimanya amal, dan riya’ adalah kebalikannya.
Kesimpulan
Riya’ dan sum’ah adalah penyakit hati yang sangat berbahaya, karena bisa menghapus pahala dan menjauhkan seseorang dari keikhlasan yang Allah ﷻ cintai. Seorang hamba yang ingin jiwanya bersih dan amalnya diterima harus senantiasa menjaga niat, menyembunyikan amal, dan memohon perlindungan dari penyakit hati ini.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita orang-orang yang ikhlas dalam seluruh amal kita dan melindungi kita dari riya’ dan sum’ah. Aamiin 🤲🏻
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|