Pengantar
Setiap kali tiba hari raya Idul Fitri, kita sering mendengar ungkapan “kembali ke fitrah.” Tapi apa sebenarnya makna kembali ke fitrah dalam Islam? Apakah sekadar mengenakan pakaian baru, saling memaafkan, ataukah ada makna yang lebih dalam secara ruhani?
Artikel ini akan menjelaskan secara ringkas dan mendalam makna kembali ke fitrah dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an, hadits shahih, dan penjelasan para ulama, serta bagaimana fitrah itu bisa terus dijaga sepanjang hidup.
1. Pengertian Fitrah Menurut Al-Qur’an dan Hadits
Makna Bahasa dan Istilah
Secara bahasa, fitrah berasal dari kata فَطَرَ – يَفْطُرُ – فِطْرَةً yang berarti membelah, menciptakan, atau memulai dalam keadaan awal yang lurus dan suci.
Allah ﷻ berfirman:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus…”
📖 (QS. Ar-Rum: 30)
Hadits Tentang Fitrah
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 1385, Muslim no. 2658)
📌 Dari dua dalil di atas, para ulama menjelaskan bahwa fitrah adalah kecenderungan alami manusia untuk bertauhid, mengenal dan menyembah Allah ﷻ.
2. Makna Kembali ke Fitrah di Hari Idul Fitri
1. Kembali kepada Tauhid yang Murni
Setelah satu bulan berpuasa, membersihkan jiwa dari hawa nafsu, dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, maka hari raya Idul Fitri adalah momentum kembalinya seorang hamba kepada fitrah tauhid.
Inilah makna hakiki dari kalimat kembali ke fitrah — yaitu kembali kepada keimanan yang lurus dan hubungan yang murni dengan Allah ﷻ.
2. Kembali kepada Kesucian Diri
Puasa Ramadhan menjadi sarana untuk membersihkan dosa dan kesalahan.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 38, Muslim no. 760)
Maka, saat Idul Fitri, seorang Muslim seharusnya dalam kondisi suci dari dosa, seperti bayi yang baru lahir—itulah kembali ke fitrah secara spiritual.
3. Kembali kepada Akhlak yang Baik dan Saling Memaafkan
Idul Fitri juga menjadi momentum untuk memperbaiki hubungan sesama manusia: memaafkan, menyambung silaturahim, dan menghindari dendam.
Kembali ke fitrah berarti kembali kepada akhlak dasar manusia yang cinta kebaikan dan kebersamaan, bukan permusuhan.
3. Ciri Orang yang Kembali ke Fitrah
✅ Hatinya bersih dari dosa dan kebencian
✅ Meningkat dalam ibadah dan menjauhi maksiat
✅ Teguh dalam tauhid dan menghindari syirik
✅ Menjaga akhlak dan hubungan sosial dengan baik
✅ Bersemangat melanjutkan amalan-amalan Ramadhan di luar bulan Ramadhan
4. Bagaimana Menjaga Fitrah Sepanjang Tahun?
1. Terus Menjaga Shalat dan Dzikir
Shalat adalah penjaga utama fitrah. Jika shalat rusak, fitrah pun akan terganggu.
2. Memperbanyak Taubat dan Istighfar
Tidak ada manusia yang luput dari dosa, tapi yang terbaik adalah yang segera kembali kepada Allah ﷻ.
3. Menjaga Tauhid dan Menjauhi Syirik
Tauhid adalah inti dari fitrah. Maka selalu perbarui iman dengan ilmu dan amal, serta jauhi segala bentuk kesyirikan dan kebid’ahan.
4. Berteman dengan Lingkungan yang Baik
Lingkungan yang shalih akan membantu menjaga fitrah tetap hidup, dan tidak mati dalam kebiasaan maksiat.
Kesimpulan
✅ Kembali ke fitrah artinya kembali kepada tauhid, kesucian jiwa, dan akhlak yang baik
✅ Idul Fitri adalah momen kemenangan, bukan hanya secara lahiriah, tapi juga spiritual
✅ Fitrah tidak cukup diraih sekali, tetapi harus dijaga sepanjang hidup
✅ Orang yang kembali ke fitrah akan semakin dekat dengan Allah ﷻ dan semakin baik terhadap sesama
Semoga kita benar-benar menjadi hamba yang kembali kepada fitrah Islam yang murni — menyembah hanya kepada Allah ﷻ, mengikuti sunnah Nabi ﷺ, dan menjaga hati serta akhlak hingga akhir hayat.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|