Kisah Para Sahabat dalam Menyambut Dzulhijjah

Pendahuluan

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan haram yang memiliki keutamaan luar biasa, terutama pada sepuluh hari pertamanya. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ ٱلْعَمَلُ ٱلصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى ٱللَّهِ مِنْ هَذِهِ ٱلْأَيَّامِ – يَعْنِي أَيَّامَ ٱلْعَشْرِ

“Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah ﷻ daripada hari-hari ini – maksudnya adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” (HR. Bukhari no. 969, dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما)

Para sahabat yang merupakan generasi terbaik umat ini tidak menyia-nyiakan keutamaan hari-hari tersebut. Mereka memiliki semangat luar biasa dalam menyambut dan menghidupkan hari-hari awal Dzulhijjah dengan amal terbaik.


Kesungguhan Sahabat dalam Menyambut Dzulhijjah

1. Ibnu Umar رضي الله عنهما dan Dzikir di Pasar

Ibnu Umar رضي الله عنهما termasuk sahabat yang sangat perhatian terhadap keutamaan hari-hari Dzulhijjah. Dalam Shahih Bukhari, diriwayatkan bahwa beliau dan Abu Hurairah رضي الله عنه berdua keluar ke pasar untuk bertakbir.

كَانَ ٱبْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى ٱلسُّوقِ فِي أَيَّامِ ٱلْعَشْرِ، فَيُكَبِّرَانِ وَيُكَبِّرُ ٱلنَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا

Mereka berdua keluar ke pasar pada sepuluh hari itu, lalu bertakbir dan orang-orang pun ikut bertakbir karena takbir keduanya. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari secara mu’allaq, lihat Fathul Bari)

Ini menunjukkan bagaimana para sahabat menghidupkan sunnah takbir di awal Dzulhijjah dengan penuh semangat dan berdampak pada lingkungan sekitarnya.


2. Ibnu Abbas رضي الله عنهما dan Penjelasan Keutamaan Hari-Hari Ini

Ibnu Abbas رضي الله عنهما yang meriwayatkan hadits keutamaan sepuluh hari Dzulhijjah sering mengingatkan umat tentang keutamaannya. Beliau juga memberikan pemahaman bahwa amal apa pun — shalat, puasa, sedekah, bahkan jihad — tidak ada yang melebihi keutamaannya jika dilakukan dalam sepuluh hari ini, kecuali jihad yang disertai pengorbanan jiwa dan harta tanpa kembali.


3. Kesungguhan Sahabat dalam Beribadah

Dalam Musannaf Ibn Abi Syaibah disebutkan:

كَانُوا يُجْتَهِدُونَ فِي الْعَشْرِ أَشَدَّ الْاجْتِهَادِ حَتَّى لَا يُقْدِرُوا عَلَيْهِ

“Mereka (para sahabat dan tabi’in) bersungguh-sungguh dalam beramal pada sepuluh hari ini dengan kesungguhan yang sangat, sampai-sampai mereka merasa tak sanggup.”

Ini menggambarkan betapa mereka melihat hari-hari ini sebagai peluang besar untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.


Meneladani Semangat Para Sahabat

Hari-hari Dzulhijjah adalah momen istimewa. Para sahabat memahami keutamaannya dan menyambutnya dengan penuh semangat. Maka sudah sepatutnya kita sebagai umat Islam mengikuti jejak mereka, di antaranya dengan:

  • Memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil.

  • Menunaikan puasa sunnah, terutama puasa Arafah bagi yang tidak berhaji.

  • Meningkatkan shalat sunnah, terutama di malam hari.

  • Memberikan sedekah terbaik.

  • Menyibukkan diri dengan tilawah dan dzikir.


Penutup

Semangat para sahabat dalam menyambut Dzulhijjah adalah teladan bagi kita semua. Mereka menyambutnya dengan ibadah, amal shalih, dan semangat dakwah. Jangan sampai kita lalai di hari-hari yang Allah ﷻ cintai ini. Bangkitkan ruh iman dan hidupkan amal harian dengan meneladani para sahabat yang dijamin surga.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top