Ibadah haji dan umrah adalah ibadah yang sangat agung dan membutuhkan persiapan ilmu yang matang. Sayangnya, banyak jamaah melakukan berbagai kesalahan yang seharusnya bisa dihindari jika mereka belajar sebelumnya. Beberapa kesalahan umum tersebut antara lain:
-
Kurang memahami manasik haji secara utuh, hanya mengikuti rombongan tanpa ilmu. Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ
Ambillah manasik (tata cara haji) kalian dariku (HR. Muslim no. 1297, dari Jābir رضي الله عنه).
-
Melakukan thawaf atau sa’i tanpa wudhu, padahal thawaf disyaratkan suci dari hadats.
-
Melewati miqat tanpa berihram, baik karena tidak tahu atau lupa, padahal wajib kembali ke miqat untuk berihram jika belum berniat.
-
Tidak memperhatikan adab saat berada di Masjidil Haram, seperti berdesakan, berteriak, selfie berlebihan, dan lain-lain.
-
Melontar jumrah dengan marah dan teriakan, seolah sedang melampiaskan amarah, padahal ibadah tersebut mengandung makna ketaatan dan penghambaan.
-
Tidak mabit di Muzdalifah atau Mina tanpa uzur syar’i, atau hanya sebentar lalu kembali, padahal ini bagian dari wajib haji.
-
Melanggar larangan ihram, seperti memakai wangi-wangian, mencukur rambut tanpa sebab, memakai pakaian berjahit (untuk laki-laki), dan sebagainya.
-
Tidak menjaga lisan dan akhlak selama haji, padahal Allah ﷻ berfirman:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ
Musim haji itu (berlangsung) pada beberapa bulan yang telah diketahui. Barang siapa menetapkan niat dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik, dan bertengkar selama mengerjakan haji (Al-Baqarah: 197) *.
Tips agar Haji dan Umrah Sah dan Mabrur
-
Pelajari manasik haji dan umrah sejak jauh hari, dari sumber terpercaya yang sesuai dengan sunnah Nabi ﷺ.
-
Perbaiki niat hanya karena Allah ﷻ, bukan untuk gelar atau pujian manusia.
-
Tunaikan semua rukun dan wajib haji dengan tertib dan sempurna. Bila ada yang tertinggal atau dilanggar, segera bayar dam sesuai ketentuan.
-
Perbanyak dzikir, doa, istighfar, dan membaca Al-Qur’an. Rasulullah ﷺ bersabda:
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya selain surga (HR. Al-Bukhārī no. 1773 dan Muslim no. 1349, dari Abū Hurairah رضي الله عنه).
-
Jaga akhlak dan kesabaran, terutama dalam menghadapi keramaian, cuaca, dan kondisi yang melelahkan.
-
Ikuti petunjuk pembimbing ibadah dan jangan memaksakan diri di luar kemampuan.
-
Setelah pulang, teruskan perubahan diri menjadi lebih baik, agar haji benar-benar berbekas dalam hidup.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|