Pendahuluan
Tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa adalah bagian penting dalam Islam yang bertujuan untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit batin dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Salah satu bukti nyata dari keberhasilan tazkiyatun nafs adalah lahirnya akhlak mulia dalam diri seseorang.
Allah ﷻ berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10)
Ayat ini menunjukkan bahwa penyucian jiwa adalah jalan utama menuju keberuntungan di dunia dan akhirat. Salah satu tanda dari hati yang bersih adalah memiliki akhlak yang baik terhadap sesama manusia.
Apa Itu Tazkiyatun Nafs?
Secara bahasa, tazkiyatun nafs berasal dari kata التزكية yang berarti menyucikan atau membersihkan, sedangkan nafs berarti jiwa. Maka, tazkiyatun nafs adalah upaya membersihkan hati dari sifat buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji.
Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلَا إِنَّ فِي ٱلْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ ٱلْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ ٱلْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ ٱلْقَلْبُ
“Ketahuilah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari, no. 52; Muslim, no. 1599)
Hadits ini menunjukkan bahwa kebersihan hati sangat berpengaruh terhadap perilaku dan akhlak seseorang.
Apa Itu Akhlak Mulia?
Akhlak berasal dari kata الخُلُق yang berarti karakter atau kebiasaan. Dalam Islam, akhlak adalah perilaku yang sesuai dengan syariat dan ajaran Rasulullah ﷺ.
Dari Abu Darda’ رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ ٱلْمُؤْمِنِ يَوْمَ ٱلْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi, no. 2002; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bahwa akhlak yang baik memiliki bobot besar dalam amal seorang mukmin.
Hubungan Erat antara Tazkiyatun Nafs dan Akhlak Mulia
1. Akhlak yang Baik Berasal dari Hati yang Bersih
Seseorang yang jiwanya telah disucikan akan memiliki sikap yang tenang, tidak mudah marah, dan selalu bersikap baik kepada orang lain.
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ ٱللَّهَ تَعَالَىٰ طَيِّبٌ يُحِبُّ ٱلطَّيِّبَ، نَظِيفٌ يُحِبُّ ٱلنَّظَافَةَ، كَرِيمٌ يُحِبُّ ٱلْكَرَمَ، جَوَادٌ يُحِبُّ ٱلْجُودَ
“Sesungguhnya Allah itu baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, dermawan dan menyukai kedermawanan, mulia dan menyukai kemuliaan.” (HR. Tirmidzi, no. 2799; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang yang menyucikan dirinya akan meneladani sifat-sifat yang dicintai Allah, seperti bersih, baik, dan dermawan.
2. Penyucian Jiwa Menghilangkan Penyakit Hati yang Menghalangi Akhlak Mulia
Banyak sifat buruk seperti hasad (iri), sombong, dan dengki yang menghalangi seseorang dari memiliki akhlak yang baik. Dengan tazkiyatun nafs, seseorang dapat menghilangkan penyakit hati ini dan menggantinya dengan akhlak yang lebih baik.
Dari Abdullah bin Amr رضي الله عنهما, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya orang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari, no. 3559; Muslim, no. 2321)
Orang yang memiliki akhlak baik akan selalu bersikap lemah lembut, tidak mudah marah, dan senantiasa memberikan manfaat kepada orang lain.
3. Orang yang Menjaga Akhlaknya Akan Mudah Meraih Kedudukan Tinggi di Akhirat
Seseorang yang berhasil menyucikan jiwanya dengan akhlak yang baik akan mendapatkan tempat mulia di akhirat.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ أَحَبَّكُمْ إِلَىَّ وَأَقْرَبَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ ٱلْقِيَامَةِ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi, no. 2018; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Akhlak yang baik adalah bukti nyata dari hati yang bersih dan jiwa yang telah disucikan.
Bagaimana Cara Menghubungkan Tazkiyatun Nafs dengan Akhlak Mulia?
1. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Dzikir membantu seseorang membersihkan jiwanya dan menghilangkan penyakit hati. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا بِذِكْرِ ٱللَّهِ
“Jadikanlah lisanmu selalu basah dengan dzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, no. 3375; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
2. Menjauhi Maksiat dan Penyakit Hati
Maksiat dapat mengeraskan hati dan menghalangi seseorang dari memiliki akhlak yang baik. Oleh karena itu, menjauhi dosa adalah bagian dari tazkiyatun nafs.
3. Meneladani Akhlak Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ adalah contoh terbaik dalam memiliki akhlak mulia. Allah ﷻ berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sungguh, engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Meneladani Rasulullah ﷺ adalah cara terbaik untuk menyucikan jiwa dan memperbaiki akhlak.
Kesimpulan
Tazkiyatun nafs dan akhlak mulia memiliki hubungan yang sangat erat. Penyucian jiwa akan melahirkan akhlak yang baik, dan akhlak yang baik adalah tanda dari jiwa yang telah bersih.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang memiliki jiwa yang bersih dan akhlak yang mulia. Aamiin. 🤲🏻
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|