Pendahuluan
Hijrah Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah adalah salah satu peristiwa monumental dalam sejarah Islam. Hijrah ini bukan sekadar perpindahan tempat, tetapi juga menjadi awal berdirinya peradaban Islam yang kokoh. Dari Madinah, cahaya Islam menyinari dunia dengan nilai tauhid, keadilan, dan ukhuwah Islamiyah.
Perintah Hijrah dalam Al-Qur’an
Hijrah adalah perintah Allah ﷻ kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk meninggalkan negeri yang penuh dengan kesyirikan menuju tempat yang lebih kondusif bagi ibadah.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menzalimi diri sendiri, para malaikat bertanya: ‘Dalam keadaan bagaimana kamu ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah).’ Para malaikat berkata: ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’ Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa: 97)
Perjalanan Hijrah Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ berhijrah bersama sahabat mulia Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه. Keduanya menempuh perjalanan penuh rintangan, dikejar kaum Quraisy, bahkan bersembunyi di gua Tsur selama tiga hari.
Allah ﷻ mengabadikan momen ini:
إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad ﷺ), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah), sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya: ‘Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.’” (QS. At-Taubah: 40)
Makna Besar dari Hijrah
-
Hijrah adalah bukti iman yang sejati – meninggalkan harta, kampung halaman, bahkan keluarga demi agama Allah ﷻ.
-
Hijrah membuka jalan berdirinya negara Islam di Madinah – sebuah pusat peradaban yang mengajarkan keadilan, persatuan, dan syariat.
-
Hijrah menjadi tonggak kejayaan umat Islam – dari kota Madinah, Islam menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia.
-
Hijrah juga bermakna spiritual – meninggalkan dosa dan keburukan menuju ketaatan kepada Allah ﷻ.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ، وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا
“Tidak ada hijrah setelah Fathu Makkah, tetapi yang ada adalah jihad dan niat. Dan jika kalian diminta untuk berangkat, maka berangkatlah.” (HR. Bukhari no. 2783 dan Muslim no. 1864, dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما)
Penutup
Hijrah Rasulullah ﷺ ke Madinah adalah cahaya baru bagi peradaban Islam. Peristiwa ini mengajarkan kita tentang pengorbanan, keteguhan iman, dan pentingnya membangun masyarakat berdasarkan syariat Allah ﷻ. Semoga kita mampu meneladani semangat hijrah dengan selalu memperbaiki diri, keluarga, dan umat.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|