Grenada – Islam di Pulau Rempah | Yayasan Amal Mata Hati

1. 📌 Profil Singkat Negara

Lokasi: Pulau di Karibia, bagian dari Kepulauan Windward, selatan Saint Vincent & the Grenadines dan barat laut Trinidad & Tobago.
Luas Wilayah: ±344 km².
Jumlah Penduduk: Sekitar 113.000 jiwa (perkiraan terkini).
Agama Mayoritas: Kristen (terutama Protestan dan Katolik).
Populasi Muslim: Sekitar 1.500 orang (±0,75 %) menurut data Wikipedia (“over 1,500 Muslims in Grenada”)
Kebebasan Beragama: Konstitusi Grenada bersifat sekuler dan memberi kebebasan bagi umat Islam untuk berdakwah dan mendirikan tempat ibadah.

Komunitas Muslim di Grenada sebagian besar berasal dari imigran India / Asia Selatan yang menetap di pulau tersebut.
Seorang tokoh bernama Maṣūm Patel dipaparkan tiba di Grenada sekitar tahun 1992 dan membantu perkembangan komunitas Islam lokal, terutama memfokuskan pada pengajaran dan pengorganisasian masjid.
Masjid Ul Madinah dibangun sekitar tahun 2000 dan menjadi pusat ibadah utama di Grenada.

Grenada memiliki setidaknya dua masjid: Masjid Ul Madinah dekat bandara, serta masjid kecil lainnya di pusat kota.
Kegiatan madrasah (pengajaran Islam) dijalankan setiap Senin sampai Jumat, sekitar pukul 4 – 7 sore, dengan jumlah siswa sekitar 35 orang.
Komunitas Muslim Grenada juga aktif dalam kegiatan sosial & kemanusiaan, termasuk bantuan untuk tetangga non-Muslim saat bencana.
Komunitas Grenada mendapat dukungan dari komunitas Muslim Trinidad, Barbados, dan lembaga Islam internasional dalam hal dakwah & pengembangan lokal.

Hafiz Yunus Karolia: imam dan juga Kepala Madrasah (principal) di Komunitas Islam Grenada (Grenada Islamic Foundation).
Tokoh lokal lainnya umumnya merupakan ulama atau hafizh yang terlibat dalam pengajaran dan memimpin komunitas Muslim Grenada (nama-nama spesifik lebih sedikit dikenal di luar komunitas lokal).

Muslim Grenada adalah minoritas yang sangat kecil namun relatif stabil dalam eksistensinya.
Kebebasan beribadah dan kebebasan mendirikan masjid diakui secara hukum.
Tantangan praktis meliputi:
• Keterbatasan imam tetap (imamah sering bergilir atau dari luar)
• Kurangnya literatur Islam lokal & sumber belajar dalam bahasa Inggris setempat
• Jarak dan akses bagi Muslim di pulau Grenadines atau daerah terpencil
• Ketergantungan pada bantuan eksternal dalam pembangunan dan kegiatan dakwah

Karena jumlahnya kecil, ada risiko komunitas menjadi rentan terhadap pengaruh ajaran yang menyimpang — penting penekanan pada dakwah Ahlus Sunnah.
Stereotip Islam atau ketidakpahaman masyarakat non-Muslim menjadi hambatan dalam dakwah terbuka.
Tekanan budaya dominan Kristen serta sekularisme — Islam perlu hadir dengan hikmah dan adab agar lebih diterima.
Keterbatasan sumber daya dakwah (imam, materi, dana) memerlukan solidaritas dari komunitas Islam regional dan global.

Komunitas Grenada aktif menjalin hubungan dengan media Islam Karibia dan organisasi diaspora untuk pertukaran dakwah, literatur, dan bantuan.
Mereka juga melakukan kegiatan sosial, membantu masyarakat non-Muslim saat bencana, yang membangun citra positif Islam di Grenada.
Peran global diperlukan untuk menyokong pengiriman dai, buku Islam berbahasa Inggris, dan pelatihan kepada imam & guru lokal.

Dengan pendekatan dakwah yang ramah, pendidikan yang konsisten, dan memperkuat generasi muda, Islam bisa lebih dikenal dan diterima di Grenada.
Media digital (YouTube, podcast, kajian online) memiliki potensi besar menjembatani keterbatasan geografis pulau-pulau kecil.
Kolaborasi dengan komunitas Islam Karibia lainnya akan memperkuat jaringan dakwah dan identitas muslim Grenada.
Penting tetap menjaga kemurnian akidah (menghindari Syiah ekstrem, khawarij, dan penyimpangan) agar Islam yang berkembang adalah Islam yang sesuai sunnah.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc