Latar Belakang Ghazwah Uhud
Ghazwah Uhud terjadi pada tahun ke-3 Hijriyah, setahun setelah kemenangan kaum Muslimin dalam Ghazwah Badr. Kaum Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan ingin membalas dendam atas kekalahan di Badr dan memulihkan kehormatan mereka yang tercoreng. Mereka berangkat dari Makkah dengan pasukan sekitar 3000 orang, sementara Rasulullah ﷺ bersama kaum Muslimin hanya berjumlah 700 orang.
Rasulullah ﷺ bermusyawarah dengan para sahabat رضي الله عنهم dan akhirnya memilih untuk menghadapi musuh di luar kota Madinah, tepatnya di dekat Gunung Uhud.
Strategi Awal dan Pelanggaran Pasukan Pemanah
Untuk mengimbangi jumlah musuh yang besar, Rasulullah ﷺ menempatkan 50 pasukan pemanah di atas bukit kecil guna menghalau serangan dari belakang. Beliau ﷺ berpesan agar mereka tidak meninggalkan posisi apapun yang terjadi.
Dalam hadits sahih dari Al-Bara’ bin ‘Azib رضي الله عنه, ia berkata:
أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الرُّمَاةَ يَوْمَ أُحُدٍ أَنْ لَا يَبْرَحُوا مَكَانَهُمْ، فَغَلَبَهُمُ الْعَدُوُّ، فَتَفَرَّقُوا عَنْ مَكَانِهِمْ، فَأُصِيبُوا
Rasulullah ﷺ memerintahkan pasukan pemanah pada hari Uhud agar tidak meninggalkan tempat mereka. Namun mereka dikalahkan musuh karena meninggalkan posisi mereka, maka mereka pun diserang (HR. Bukhari no. 3039).
Karena melihat pasukan Quraisy mundur, sebagian pemanah turun dari bukit untuk mengumpulkan harta rampasan. Hal ini membuka celah bagi pasukan berkuda Khalid bin Al-Walid (saat itu masih musyrik) untuk menyerang dari belakang.
Kekalahan Taktis dan Pelajaran Berharga
Pasukan Muslimin pun kocar-kacir akibat serangan mendadak itu. Banyak sahabat gugur syahid, termasuk paman Nabi ﷺ, Hamzah bin Abdul Muththalib رضي الله عنه. Rasulullah ﷺ sendiri terluka pada wajah dan gigi beliau patah.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ ٱللَّهُ وَعْدَهُۥٓ إِذْ تَحُسُّونَهُم بِإِذْنِهِۦ حَتَّىٰٓ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَـٰزَعْتُمْ فِى ٱلْأَمْرِ وَعَصَيْتُم مِّنۢ بَعْدِ مَآ أَرَىٰكُم مَّا تُحِبُّونَ (آل عمران: ١٥٢)
Dan sungguh Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya, sampai ketika kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul), setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai (Ali ‘Imran: 152).
Pelajaran penting dari Ghazwah Uhud adalah pentingnya taat kepada perintah Rasulullah ﷺ dan menjaga kedisiplinan pasukan. Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga untuk kemenangan-kemenangan selanjutnya.
Dalil-Dalil Terkait
Peristiwa Uhud banyak disebut dalam Surah Ali ‘Imran ayat 121-180. Allah ﷻ mengingatkan kaum Muslimin untuk selalu taat dan bersabar.
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
Orang mukmin tidak akan disengat dari lubang yang sama dua kali (HR. Bukhari no. 6133, Muslim no. 2998).
Hadits ini menunjukkan agar umat Islam belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|