Etika Perjalanan dan Adab Safar Menurut Sunnah

Islam Mengatur Segala Hal, Termasuk Perjalanan

Dalam Islam, perjalanan (safar) bukan sekadar berpindah tempat, tetapi juga bagian dari ibadah yang memiliki adab-adab mulia. Rasulullah ﷺ telah mencontohkan etika safar agar perjalanan membawa keberkahan dan keselamatan.

Niat dan Persiapan Safar

Safar harus diniatkan untuk tujuan baik dan disiapkan dengan matang. Dianjurkan shalat istikharah jika safar terkait urusan penting.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ

“Rasulullah ﷺ mengajarkan kami shalat istikharah dalam semua urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami surat dari Al-Qur’an.” (HR. Bukhari no. 1166)

Berdoa Saat Keluar Rumah

Rasulullah ﷺ mengajarkan doa keluar rumah:

بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.” (HR. Abu Dawud no. 5095, shahih)

Sunnah Membaca Doa Perjalanan

Saat mulai perjalanan, Rasulullah ﷺ membaca:

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَٰذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَىٰ وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَىٰ، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَٰذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Mahasuci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami tidak mampu menguasainya (sendiri). Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dalam perjalanan ini kebaikan dan ketakwaan, serta amal yang Engkau ridai. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkau adalah pendamping dalam perjalanan dan pengganti (pelindung) di keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan dalam perjalanan, pemandangan yang menyedihkan, dan perubahan keadaan yang buruk dalam harta dan keluarga.”(HR. Muslim no. 1342)

Adab Saat Safar

1. Tidak Sendirian

Rasulullah ﷺ melarang safar sendirian tanpa keperluan mendesak.

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي الْوَحْدَةِ مَا سَارَ رَاكِبٌ بِلَيْلٍ وَحْدَهُ

“Jika manusia mengetahui apa yang ada pada kesendirian (bahayanya), niscaya tidak ada orang yang berjalan sendirian di malam hari.” (HR. Bukhari no. 2998)

2. Menunjuk Pemimpin Rombongan

Jika safar dilakukan bersama rombongan, disunnahkan memilih pemimpin untuk mengatur perjalanan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ

“Jika tiga orang keluar dalam perjalanan, hendaklah mereka mengangkat salah satu dari mereka sebagai pemimpin.” (HR. Abu Dawud no. 2608, hasan)

3. Berakhlak Baik

Safar sering menguji emosi. Bersabarlah, tidak berbuat zalim, dan saling membantu.

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa.” (Al-Māidah: 2)

4. Bergegas Pulang

Rasulullah ﷺ bersabda:

السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِّنَ الْعَذَابِ، يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَنَوْمَهُ، فَإِذَا قَضَى أَحَدُكُمْ نَهْمَتَهُ فَلْيُعَجِّلْ إِلَىٰ أَهْلِهِ

“Safar adalah sebagian dari azab, ia menghalangi salah seorang dari kalian makan, minum, dan tidurnya. Jika ia telah selesai dengan keperluannya, hendaklah ia segera kembali kepada keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه)

Penutup

Safar adalah kesempatan untuk melihat kebesaran ciptaan Allah ﷻ dan mengambil pelajaran. Namun, jangan lupa menjaga adabnya agar perjalanan membawa keberkahan dan keselamatan.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top