Pendahuluan
Usāmah bin Zaid رضي الله عنه adalah salah satu sahabat muda yang sangat dicintai Rasulullah ﷺ. Ia adalah putra dari sahabat mulia Zaid bin Ḥārithah رضي الله عنه, dan dikenal sebagai pemimpin pasukan besar pada usia yang sangat muda. Keutamaannya begitu banyak hingga Rasulullah ﷺ memuji keberanian, kecerdasan, dan kedalaman imannya.
Nasab dan Latar Belakang
Nama lengkap beliau adalah Usāmah bin Zaid bin Ḥārithah Al-Kalbī رضي الله عنه, sering disebut sebagai Ḥibbun Nabī ﷺ (anak yang dicintai Nabi), karena ia adalah putra dari sahabat yang sangat dicintai Rasulullah ﷺ, yakni Zaid bin Ḥārithah رضي الله عنه.
Ibunya adalah Ummu Aiman Barakah رضي الله عنها, wanita yang sangat dekat dengan Rasulullah ﷺ sejak kecil dan diperintahkan untuk mengurus beliau setelah wafatnya ibunda Aminah.
Kedekatan Usāmah dengan Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ mencintai Usāmah رضي الله عنه sebagaimana beliau mencintai ayahnya. Hal ini tertuang dalam hadits shahih:
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: مَا كَانَ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ بَعْدَ فَاطِمَةَ مِنْ أُسَامَةَ
“Tidak ada seorang pun yang lebih dicintai Rasulullah ﷺ setelah Fāṭimah selain Usāmah.” (HR. Al-Ḥākim, shahih menurut Al-Albani)
Rasulullah ﷺ sering membonceng Usāmah رضي الله عنه, mengajaknya dalam perjalanan, bahkan memercayainya untuk urusan penting sejak usia belia.
Akhlak Keberanian dan Kepemimpinan
Usāmah bin Zaid رضي الله عنه dikenal memiliki keberanian luar biasa. Ketika berusia sekitar 18 tahun, Rasulullah ﷺ menunjuknya sebagai panglima besar memimpin pasukan menuju wilayah Romawi — suatu amanah yang tidak pernah diberikan kepada sembarang orang.
Rasulullah ﷺ bersabda ketika mendengar sebagian orang mengkritik usia muda Usāmah:
إِنْ تَطْعَنُوا فِي إِمَارَتِهِ فَقَدْ كُنْتُمْ تَطْعَنُونَ فِي إِمَارَةِ أَبِيهِ مِنْ قَبْلِهِ
“Jika kalian mengkritik kepemimpinannya, maka sebelumnya kalian juga telah mengkritik kepemimpinan ayahnya.” (HR. Al-Bukhārī)
Ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ sangat membela Usāmah رضي الله عنه dan mengakui kapasitasnya sebagai pemimpin.
Sikap Wara’ dan Ketaatan
Usāmah رضي الله عنه terkenal sangat berhati-hati dalam masalah agama. Ia tidak pernah tergesa-gesa mengeluarkan fatwa dan selalu mengembalikan segala perkara kepada dalil.
Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ memberikan peringatan keras ketika Usāmah رضي الله عنه membunuh seseorang dalam peperangan setelah orang tersebut mengucapkan syahadat. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَقَتَلْتَهُ بَعْدَ أَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ؟
“Apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan Lā ilāha illallāh?”
Usāmah رضي الله عنه menjelaskan alasannya, namun Rasulullah ﷺ terus mengulang kalimat itu hingga Usāmah berkata:
“Seandainya aku baru masuk Islam saat itu, niscaya aku tidak akan membunuh seorang pun setelahnya.” (HR. Muslim)
Ini menjadi teladan besar tentang kehati-hatian dalam menumpahkan darah seorang Muslim.
Peran dalam Dakwah dan Pemerintahan
Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, pasukan Usāmah رضي الله عنه tetap diberangkatkan oleh Abū Bakr As-Ṣiddīq رضي الله عنه sebagaimana diperintahkan Rasulullah ﷺ.
Abu Bakr رضي الله عنه berkata pada pasukan:
“Demi Allah, aku tidak akan menurunkan bendera yang dikibarkan oleh Rasulullah ﷺ.”
Pasukan Usāmah berangkat dan meraih kemenangan besar, yang memperkuat posisi kaum Muslimin setelah wafatnya Rasulullah ﷺ.
Kezuhudan dan Akhlak
Usāmah رضي الله عنه adalah sahabat yang sangat zuhud. Ia menjauhi perselisihan politik pada masa fitnah Kubra dan lebih memilih menghabiskan hidupnya untuk ibadah dan mengajar umat.
Ia pernah berkata,
“Aku tidak akan menghunuskan pedangku kepada seorang Muslim.”
Sikap ini menunjukkan kematangan iman dan kehati-hatian dalam menjaga nyawa sesama Muslim.
Wafatnya Usāmah bin Zaid رضي الله عنه
Beliau wafat sekitar tahun 54 H di kota Madinah. Meninggal dalam keadaan terhormat, dicintai umat, dan dikenal sebagai salah satu pemimpin muda terbaik yang pernah dibina oleh Rasulullah ﷺ.
Teladan dari Usāmah bin Zaid رضي الله عنه
-
Keberanian pemuda dalam memegang amanah besar.
-
Ketaatan mutlak kepada Rasulullah ﷺ dan para khalifah.
-
Zuhud dan menjauhi fitnah dunia.
-
Kehati-hatian dalam urusan agama dan darah manusia.
-
Kesungguhan dalam ibadah dan akhlak mulia.
Penutup
Usāmah bin Zaid رضي الله عنه adalah contoh pemuda Muslim ideal: berani, cerdas, dicintai Rasulullah ﷺ, dan amanah dalam memikul tanggung jawab besar. Semoga kita dapat meneladani semangat, kemurnian hati, dan kecintaan beliau kepada Islam.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|



