Tsābit bin Qais رضي الله عنه

Pendahuluan

Tsābit bin Qais bin Syammās رضي الله عنه adalah sahabat Rasulullah ﷺ yang dikenal sebagai khāṭib (juru bicara) kaum Anshar dan salah satu sahabat yang memiliki kedudukan mulia. Beliau adalah sosok yang fasih berbicara, berani, dan memiliki pribadi yang lembut. Allah ﷻ memuji sebagian sifatnya dalam Al-Qur’an, khususnya tentang adab berbicara di hadapan Rasulullah ﷺ.

Nasab dan Latar Belakang

Nama lengkapnya adalah Tsābit bin Qais bin Syammās Al-Khazrajī Al-Anshārī رضي الله عنه, termasuk dari suku Khazraj di Madinah. Ia adalah salah satu dari tokoh senior Anshar dan dikenal sebagai ahli pidato yang tegas dan berwibawa.

Beliau masuk Islam pada awal kedatangan Rasulullah ﷺ di Madinah dan selalu berada di sisi beliau dalam berbagai kesempatan penting.

Pujiannya dalam Al-Qur’an

Tsābit bin Qais رضي الله عنه memiliki suara yang lantang. Suatu hari, Allah ﷻ menurunkan ayat terkait adab meninggikan suara di hadapan Rasulullah ﷺ, yang membuat Tsābit sangat takut ayat itu membahas dirinya.

Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suara kalian melebihi suara Nabi…” (Al-Hujurat : 2)

Mendengar ayat ini, Tsābit رضي الله عنه merasa takut celaka. Namun Rasulullah ﷺ menenangkannya dan bersabda bahwa dia bukan termasuk penghuni neraka, bahkan akan hidup dalam kebaikan dan meninggal dalam keadaan mulia.

Khāṭib Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ menjadikan Tsābit bin Qais رضي الله عنه sebagai juru bicara resmi dalam berbagai delegasi dan pertemuan. Keahlian retorikanya membuatnya dihormati oleh para sahabat dan lawan-lawan Islam.

Dalam riwayat disebutkan bahwa ketika delegasi Tamim datang ke Madinah, Rasulullah ﷺ mempersilakan Tsābit رضي الله عنه untuk menjawab pidato mereka dengan penuh hikmah dan ketegasan.

Keberanian di Medan Jihad

Tsābit bin Qais رضي الله عنه ikut serta dalam berbagai peperangan besar bersama Rasulullah ﷺ, di antaranya:

  • Perang Badar

  • Perang Uhud

  • Perang Khandaq

  • Perang Hunain

Pada masa khalifah Abū Bakr Ash-Shiddīq رضي الله عنه, ia ikut serta dalam perang melawan murtadin (Riddah) dan kemudian berjihad dalam perang melawan pasukan Romawi.

Kisah Wasiat Selama Perang

Salah satu kisah terkenal tentang Tsābit رضي الله عنه terjadi dalam Perang Yamāmah. Saat itu, ia berkata:
“Wahai kaum Muslimin, seakan-akan hari ini aku melihat diriku mati syahid.”

Ia berperang dengan gagah berani hingga gugur sebagai syahid. Setelah wafatnya, kaum Muslimin menemukan wasiatnya untuk memberikan sebagian hartanya kepada kerabatnya, dan Allah ﷻ memudahkan penemuan harta itu sebagaimana ia inginkan sebelum berangkat.

Kisah ini menjadi tanda keikhlasan dan kesucian hatinya.

Teladan dari Tsābit bin Qais رضي الله عنه

  1. Adab dan ketundukan sempurna kepada Rasulullah ﷺ.

  2. Keberanian dalam dakwah dan jihad.

  3. Fasih dalam berbicara serta bijak dalam menyampaikan kebenaran.

  4. Ketakwaan dan rasa takut kepada Allah ﷻ yang tinggi.

  5. Keikhlasan dalam amal serta kerendahan hati meski memiliki kemampuan besar.

Wafatnya

Tsābit bin Qais رضي الله عنه gugur sebagai syahid dalam Perang Yamāmah pada tahun 12 H, saat pasukan Muslim berperang melawan Musailamah Al-Kadzdzāb. Ia wafat dalam keadaan terhormat, menepati janji keberaniannya di jalan Allah ﷻ.

Penutup

Tsābit bin Qais رضي الله عنه adalah teladan adab, keberanian, dan retorika yang penuh hikmah. Beliau adalah sahabat mulia yang mendapatkan jaminan kebaikan dari Rasulullah ﷺ, hidup sebagai pembela Islam, dan wafat sebagai syahid.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top