Sa’d bin Mu’ādz رضي الله عنه

Pendahuluan

Sa’d bin Mu’ādz رضي الله عنه adalah salah satu sahabat Anshar yang paling mulia. Beliau adalah pemimpin Bani Aus di Madinah, tokoh terhormat, memiliki keberanian luar biasa, iman yang kokoh, dan ketegasan dalam membela agama Allah ﷻ. Kecintaan dan pembelaannya kepada Rasulullah ﷺ menjadikannya termasuk sahabat yang memiliki kedudukan sangat tinggi di sisi Allah ﷻ.


Nasab dan Perjalanan Hidupnya

Sa’d bin Mu’ādz رضي الله عنه adalah Abu Amr, dari kabilah Aus. Ia masuk Islam melalui dakwah Mush’ab bin ‘Umair رضي الله عنه dan setelah masuk Islam ia bertekad menjadikan seluruh kaumnya mengikuti kebenaran. Akhirnya seluruh Bani Aus masuk Islam karena pengaruh dan kedudukannya.

Beliau termasuk sahabat yang hadir di Bai’at Aqabah dan ikut serta dalam berbagai pertempuran besar bersama Rasulullah ﷺ.


Keutamaan Sa’d bin Mu’ādz رضي الله عنه

1. Arsy Allah ﷻ Berguncang Saat Wafatnya

Di antara keutamaannya yang paling masyhur adalah sabda Rasulullah ﷺ:

النَّبِيُّ ﷺ قَالَ لِأَصْحَابِهِ لَمَّا مَاتَ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ: اهْتَزَّ لَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ

“Ketika Sa’d bin Mu’ādz meninggal, Arsy Ar-Rahman berguncang karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik رضي الله عنه)

Ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan beliau di sisi Allah ﷻ.


2. Disolatkan Oleh Malaikat

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa jenazah Sa’d bin Mu’ādz رضي الله عنه dishalatkan oleh 70.000 malaikat.

جَاءَ فِي بَعْضِ الرِّوَايَاتِ أَنَّ سَبْعِينَ أَلْفًا مِنَ الْمَلَائِكَةِ صَلَّوْا عَلَى سَعْدٍ

“Diriwayatkan bahwa 70.000 malaikat menshalati Sa’d.” (HR. An-Nasa’i dan selainnya; dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

Ini merupakan kemuliaan luar biasa yang jarang disematkan kepada manusia.


3. Ketegasannya dalam Islam

Di Perang Badar, beliau tampil sebagai pemimpin yang menenangkan Rasulullah ﷺ. Ketika Rasul ﷺ meminta pendapat sahabat, Sa’d berkata:

فَقَالَ سَعْدٌ: فَامْضِ يَا رَسُولَ اللهِ فَلَسْنَا نَقُولُ لَكَ كَمَا قَالَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ لِمُوسَى … وَلَكِنْ نَقُولُ: اذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا مَعَكُمَا مُقَاتِلُونَ

“Wahai Rasulullah, majulah! Kami tidak akan berkata kepadamu seperti perkataan Bani Israil kepada Musa… Tetapi kami berkata: Pergilah engkau dan Rabb-mu, dan berperanglah! Kami bersama kalian berdua akan berperang!” (HR. Bukhari dari Ibn Mas’ud رضي الله عنه)

Ucapannya menunjukkan keberanian dan loyalitas penuh kepada Rasulullah ﷺ.


Peran Besar dalam Perang Khandaq

Dalam Perang Khandaq, Sa’d bin Mu’ādz رضي الله عنه terluka parah oleh panah yang mengenai nadinya. Meskipun terluka, ia tetap menunjukkan kesabaran dan keteguhan iman. Luka inilah yang akhirnya menyebabkan wafatnya pasca perang.

Beliau kemudian menjadi hakim untuk memutuskan nasib Bani Quraizhah. Keputusan beliau diterima oleh Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ sebagai keputusan yang adil.


Wafatnya Sa’d bin Mu’ādz رضي الله عنه

Setelah perang, luka beliau semakin parah sampai akhirnya beliau wafat pada usia 37 tahun. Rasulullah ﷺ sangat bersedih atas wafatnya sahabat mulia ini.

Disebutkan dalam hadits:

وَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: هَذَا الَّذِي تَحَرَّكَ لَهُ الْعَرْشُ

“Inilah orang yang karenanya Arsy berguncang.” (HR. Muslim dari Jabir رضي الله عنه)

Wafatnya Sa’d adalah duka besar bagi kaum Muslimin karena ia adalah pejuang yang kuat, pemimpin yang tegas, dan sahabat yang sangat dicintai Rasulullah ﷺ.


Pelajaran Berharga dari Sa’d bin Mu’ādz رضي الله عنه

1. Ketegasan dalam Kebenaran

Beliau tidak ragu mendukung Rasulullah ﷺ dalam semua keadaan, bahkan ketika berhadapan dengan musuh yang kuat.

2. Kepemimpinan yang Adil

Sa’d adalah pemimpin yang disegani. Keputusan-keputusannya selalu berlandaskan iman.

3. Pengorbanan Tanpa Batas

Ia rela berkorban nyawa demi Islam, menunjukkan bahwa kedudukan dunia tidak sebanding dengan ridha Allah ﷻ.

4. Iman yang Menggetarkan Arsy

Tidak ada kemuliaan yang lebih besar daripada Arsy Allah ﷻ berguncang karena wafatnya seseorang. Ini cukup menjadi bukti keagungan imannya.


Penutup

Sa’d bin Mu’ādz رضي الله عنه adalah teladan iman, keberanian, loyalitas, dan kepemimpinan dalam Islam. Semoga Allah ﷻ meridhai beliau, meninggikan derajatnya, dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengikuti jejak keimanan para sahabat.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top