Pendahuluan
Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap muslim akan menghadapi berbagai bentuk ujian sosial. Terkadang berupa fitnah, kata-kata yang menyakitkan, sikap meremehkan, atau perbedaan pendapat yang menimbulkan perselisihan. Semua itu adalah bagian dari sunnatullah yang Allah ﷻ tetapkan sebagai ujian untuk menguji kesabaran dan keteguhan seorang hamba.
Allah ﷻ tidak menilai seseorang dari banyaknya masalah yang dihadapi, tetapi dari bagaimana ia menyikapinya dengan sabar, lapang dada, dan tetap berpegang pada akhlak yang mulia.
Kewajiban Bersabar dalam Al-Qur’an
Allah ﷻ berfirman:
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Bersabarlah (wahai Muhammad), dan kesabaranmu itu tidak lain kecuali dengan pertolongan Allah.” (An-Nahl: 127)
Sabar bukan sekadar menahan diri, tetapi juga memohon kekuatan kepada Allah ﷻ. Tanpa pertolongan-Nya, manusia mudah dikuasai emosi dan dendam.
Allah ﷻ juga berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ … وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut dan lapar … dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)
Ujian sosial adalah bagian dari ujian kehidupan yang dijanjikan Allah ﷻ untuk mengangkat derajat hamba-Nya yang sabar.
Teladan Kesabaran Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling sabar dalam menghadapi ujian sosial. Beliau ﷺ dicaci, difitnah, dilempari batu, didustakan, namun tetap membalas dengan doa, kelembutan, dan kebaikan.
Ketika penduduk Thaif menyakiti beliau, malaikat menawarkan untuk membinasakan mereka, namun Rasulullah ﷺ bersabda:
اللَّهُمَّ اهْدِ قَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Ya Allah, beri hidayah kepada kaumku, karena mereka belum mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه)
Kesabaran beliau ﷺ bukan kelemahan, tetapi kekuatan hati yang teguh dan penuh kasih.
Hadits tentang Kesabaran dalam Pergaulan Sosial
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَفْضَلُ مِنَ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ
“Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik daripada mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguan mereka.” (HR. Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Ini menunjukkan bahwa bersabar menghadapi sikap manusia adalah bagian dari ibadah yang sangat besar nilainya.
Bentuk Ujian Sosial yang Memerlukan Kesabaran
-
Ucapan yang Menyakitkan
Tahan lisan dari membalas. Diam lebih terhormat daripada memancing permusuhan. -
Perbedaan Pendapat
Hormati pandangan orang lain selama bukan dalam hal yang jelas bertentangan dengan syariat. -
Sikap Meremehkan atau Menghina
Ingat bahwa kemuliaan sejati bukan di mata manusia, tetapi di sisi Allah ﷻ. -
Perpecahan dan Konflik
Usahakan mendamaikan, bukan memperkeruh keadaan.
Cara Membiasakan Sabar dalam Ujian Sosial
-
Berprasangka baik (husnuzan)
Jangan terburu-buru menilai dan menyalahkan. -
Sadar bahwa setiap orang memiliki kekurangan
Termasuk diri kita sendiri. -
Memohon pertolongan Allah melalui doa
Kesabaran adalah anugerah dari Allah ﷻ. -
Mengingat pahala yang besar bagi orang yang sabar
Semakin berat ujiannya, semakin besar pahalanya.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan mendapat pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)
Penutup
Sabar dalam ujian sosial adalah bukti kematangan iman dan kebesaran jiwa. Dengan sabar, hati menjadi tenang, hubungan sosial terjaga, dan pahala berlipat ganda di sisi Allah ﷻ.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba yang sabar, lembut, dan mampu menghadapi ujian sosial dengan akhlak mulia.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|

