Tujuan Dakwah Islam ke Luar Jazirah Arab
Setelah kekuatan Islam kokoh di Madinah dan Jazirah Arab, Rasulullah ﷺ memperluas dakwahnya ke luar negeri. Tujuannya bukan ekspansi kekuasaan, tetapi untuk menyampaikan risalah tauhid kepada para penguasa dunia agar mereka dan rakyatnya mengenal Islam, tunduk kepada Allah ﷻ, dan memperoleh keselamatan.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا كَآفَّةًۭ لِّلنَّاسِ بَشِيرًۭا وَنَذِيرًۭا وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (سبأ: ٢٨)
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Saba’: 28).
Ayat ini menjadi dasar penting bahwa dakwah Islam bersifat universal, tidak terbatas bangsa atau suku tertentu.
Penulisan dan Pengiriman Surat kepada Para Penguasa Dunia
Rasulullah ﷺ mengutus beberapa sahabatnya untuk menyampaikan surat dakwah kepada raja-raja dan penguasa dunia. Beliau ﷺ menyarankan agar surat ditulis dan distempel dengan cincin bertuliskan:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ
Surat-surat ini ditulis dengan gaya resmi dan hormat, namun tegas menyampaikan kebenaran Islam dan mengajak kepada penyembahan hanya kepada Allah ﷻ.
Dari Abdullah bin Abbas رضي الله عنهما, ia berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَتَبَ إِلَى كِسْرَى وَقَيْصَرَ وَإِلَى النَّجَاشِيِّ وَإِلَى كُلِّ جَبَّارٍ يَدْعُوهُمْ إِلَى اللَّهِ
Sesungguhnya Rasulullah ﷺ menulis surat kepada Kisra (Raja Persia), Qaisar (Heraklius Romawi), Najasyi (Habasyah), dan setiap penguasa tirani, mengajak mereka kepada Allah (HR. Muslim no. 1774).
Raja-Raja yang Dikirimi Surat
1. Heraklius (Romawi)
Surat disampaikan oleh Dihyah al-Kalbi رضي الله عنه. Heraklius membacanya dan menghormatinya, bahkan ia sempat mengakui kebenaran risalah Nabi ﷺ, namun tidak masuk Islam karena takut kehilangan kekuasaan.
Dalam Shahih Bukhari, diceritakan dialog Heraklius dengan Abu Sufyan sebelum masuk Islam. Heraklius berkata:
إِنْ يَكُنْ مَا تَقُولُ حَقًّا فَسَيَمْلِكُ مَوْضِعَ قَدَمَيَّ هَاتَيْنِ
Jika yang kamu katakan benar, maka dia (Muhammad ﷺ) akan menguasai tempat kakiku ini (HR. Bukhari no. 7).
2. Kisra (Persia)
Surat disampaikan oleh Abdullah bin Hudzafah As-Sahmi رضي الله عنه. Kisra marah dan merobek surat Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَزَّقَ اللَّهُ مُلْكَهُ
Semoga Allah merobek kerajaannya (HR. Bukhari no. 4424).
Tak lama setelah itu, kerajaan Persia benar-benar hancur pada masa Khulafaur Rasyidin.
3. Muqauqis (Mesir)
Surat dibawa oleh Hatib bin Abi Balta’ah رضي الله عنه. Muqauqis tidak masuk Islam, namun membalas surat dengan sopan dan memberikan hadiah kepada Rasulullah ﷺ, termasuk dua budak wanita, salah satunya adalah Maria Al-Qibthiyyah رضي الله عنها.
4. Najasyi (Habasyah)
Najasyi, raja yang adil dan sebelumnya telah melindungi kaum Muslimin dalam hijrah ke Habasyah, menerima surat Rasulullah ﷺ dan masuk Islam. Beliau dishalatkan ghaib oleh Rasulullah ﷺ setelah wafatnya.
5. Raja Bahrain, Yamamah, dan Kabilah-Kabilah Lain
Beberapa raja dan penguasa daerah Arab menerima surat Rasulullah ﷺ. Di antaranya adalah:
-
Al-Mundzir bin Sawa (Raja Bahrain): masuk Islam.
-
Hawdzah bin Ali (Yamamah): tidak menerima dakwah Islam, dan wafat tak lama kemudian.
-
Jaifar dan ‘Abd bin Al-Julanda (Oman): akhirnya masuk Islam.
Reaksi Masing-Masing Penguasa terhadap Seruan Islam
Reaksi para penguasa sangat beragam:
-
Ada yang menolak dengan sombong, seperti Kisra, dan dibinasakan oleh Allah ﷻ.
-
Ada yang menghormati dan menanggapi secara diplomatis, seperti Muqauqis.
-
Ada yang beriman dan masuk Islam, seperti Najasyi dan Raja Bahrain.
-
Ada pula yang menunda dan tidak mengambil keputusan, lalu hilang pengaruhnya.
Peristiwa ini menunjukkan luasnya jangkauan dakwah Rasulullah ﷺ dan kesempurnaan risalah Islam yang ditujukan bagi seluruh umat manusia.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|