Pendahuluan
Salah satu peristiwa paling agung pasca hijrah Rasulullah ﷺ ke Madinah adalah terjalinnya persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Rasulullah ﷺ mempersaudarakan mereka bukan hanya secara simbolis, tetapi benar-benar dalam ikatan iman, saling membantu, dan berbagi kehidupan. Ukhuwah ini menjadi teladan sepanjang masa bagi umat Islam.
Muhajirin dan Anshar dalam Al-Qur’an
Allah ﷻ memuji kaum Muhajirin dan Anshar atas pengorbanan dan keteguhan iman mereka.
Allah ﷻ berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. At-Taubah: 100)
Ayat ini menjadi bukti bahwa persaudaraan Muhajirin dan Anshar adalah fondasi kuat dalam membangun umat.
Teladan Pengorbanan Anshar
Kaum Anshar menunjukkan keimanan yang tinggi dengan menyambut Muhajirin bukan hanya dengan ucapan, tapi dengan pengorbanan nyata. Mereka rela berbagi rumah, harta, bahkan kebun dengan saudaranya.
Allah ﷻ menggambarkan hal ini:
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُو۟لَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum mereka (Muhajirin) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada (Muhajirin), dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka juga memerlukan. Barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)
Kisah Teladan Persaudaraan
Di antara teladan yang paling terkenal adalah persaudaraan antara Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه dengan Sa’ad bin Rabi’ رضي الله عنه. Sa’ad menawarkan setengah dari hartanya kepada Abdurrahman. Namun, Abdurrahman dengan lapang dada menolak, dan hanya meminta ditunjukkan pasar untuk berdagang. Inilah akhlak mulia dua sahabat yang saling mendukung dengan cara yang terbaik.
Ukhuwah sebagai Fondasi Umat
Persaudaraan Muhajirin dan Anshar bukan hanya ikatan sosial, tetapi ikatan iman. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa persaudaraan sesama muslim adalah hakikat dari iman.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya (dalam kesulitan). Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa meringankan kesusahan seorang muslim, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580, dari Ibnu Umar رضي الله عنهما)
Penutup
Persaudaraan Muhajirin dan Anshar adalah teladan ukhuwah sejati. Mereka mengajarkan bahwa persatuan, pengorbanan, dan kasih sayang dalam iman adalah kunci kejayaan umat. Di era modern, umat Islam perlu meneladani semangat ini dengan memperkuat ukhuwah Islamiyah dan saling membantu di tengah berbagai ujian kehidupan.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|