Penyimpangan dalam Tauhid: Syiah, Khawarij, Sufiyah

Pengantar

Tauhid adalah fondasi agama Islam dan asas keselamatan umat. Namun, sepanjang sejarah Islam, muncul berbagai kelompok yang menyimpang dari tauhid murni yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya رضي الله عنهم. Di antara kelompok yang menyimpang secara fatal dalam tauhid adalah Syiah, Khawarij, dan Sufiyah ekstrem. Penyimpangan mereka bukan hanya merusak aqidah, tetapi juga membawa pengaruh besar dan merusak kesatuan umat. Artikel ini akan menjelaskan bentuk-bentuk penyimpangan dalam tauhid dari tiga kelompok tersebut dan dampaknya terhadap umat.


1. Penyimpangan Tauhid Kelompok Syiah

A. Menjadikan Ahlul Bait sebagai sesembahan selain Allah ﷻ

Syiah, terutama sekte Imamiyah Itsna ‘Asyariyah, meyakini bahwa para imam mereka memiliki sifat-sifat ilahiyah seperti:

  • Mengetahui perkara ghaib

  • Mampu memberi syafaat tanpa izin Allah ﷻ

  • Wajib ditaati seperti ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya ﷺ

Mereka juga memanjatkan doa kepada ‘Ali رضي الله عنه dan keturunannya, meminta pertolongan kepada mereka, bahkan bersujud di makam para imam.

Padahal Allah ﷻ berfirman:

وَأَنَّ ٱلْمَسَـٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًۭا

Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian menyeru (berdoa) kepada siapa pun di samping (berdoa) kepada Allah (QS. Al-Jinn: 18)

B. Keyakinan Raj‘ah dan Imamah

Syiah meyakini bahwa imam ke-12 (yang mereka klaim) akan bangkit kembali dan membalas dendam. Mereka menganggap iman kepada para imam lebih penting dari iman kepada para nabi.

Dampaknya:
Mereka membangun agama di atas loyalitas kepada imam, bukan kepada tauhid dan sunnah. Ini menjadikan mereka terpisah dari tubuh umat Islam.


2. Penyimpangan Tauhid Kelompok Khawarij

A. Mengkafirkan pelaku dosa besar

Khawarij menyimpang dalam memahami iman dan tauhid. Mereka menganggap bahwa orang yang berdosa besar telah keluar dari Islam dan layak diperangi.

Padahal Nabi ﷺ bersabda:

مَن صَلَّى صَلَاتَنَا، وَاسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا، وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا، فَذَلِكَ الْمُسْلِمُ الَّذِي لَهُ ذِمَّةُ اللَّهِ وَذِمَّةُ رَسُولِهِ

Barang siapa yang shalat seperti shalat kita, menghadap kiblat kita, dan memakan sembelihan kita, maka ia adalah Muslim yang memiliki perlindungan dari Allah dan Rasul-Nya (HR. Bukhārī, dari sahabat Anas bin Mālik رضي الله عنه)

B. Menolak syafaat dan rahmat bagi pelaku dosa

Khawarij memisahkan tauhid dari kasih sayang Allah ﷻ dan tidak memahami bahwa tauhid mengandung rahmat dan ampunan.

Dampaknya:
Khawarij memecah belah umat, menumpahkan darah kaum Muslimin yang tidak sepaham dengan mereka, bahkan berani mengkafirkan para sahabat seperti ‘Ali رضي الله عنه.


3. Penyimpangan Tauhid Kelompok Sufiyah Ekstrem

Sufiyah terbagi banyak tingkatan, dan penyimpangan paling berat terdapat pada kelompok hululiyah dan ittihadiyah, yang mengajarkan:

  • Allah ﷻ menyatu dengan makhluk (hulul)

  • Semua yang ada adalah Allah ﷻ (ittihad/wihdatul wujud)

Ini adalah kekufuran besar yang merusak tauhid secara total.

Allah ﷻ berfirman:

لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS. Asy-Syūrā: 11)

A. Doa dan tawassul kepada wali yang sudah mati

Sebagian sufi menjadikan wali dan guru thariqah sebagai perantara wajib dalam ibadah. Mereka berdoa kepada wali, meminta keselamatan dunia dan akhirat, bahkan mempercayai wali bisa mengatur alam.

Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا سَأَلْتَ فَسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ

Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika kamu meminta pertolongan, mintalah kepada Allah (HR. At-Tirmidzī, dari sahabat Ibn ‘Abbās رضي الله عنهما, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Dampaknya:
Masyarakat terseret dalam kesyirikan kuburiyah, hilangnya pengagungan terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, serta taklid buta terhadap guru tarekat.


Penutup

Tauhid adalah pondasi utama agama Islam, dan setiap penyimpangan darinya—baik dari kalangan Syiah, Khawarij, maupun Sufiyah ekstrem—berdampak sangat merusak terhadap aqidah dan persatuan umat. Pemurnian aqidah dan dakwah kepada tauhid adalah solusi utama untuk mengembalikan umat kepada jalan yang benar. Maka wajib bagi setiap Muslim untuk memahami tauhid dengan benar, menjauhi pemahaman menyimpang, dan mengikuti jalan para sahabat dan Ahlus Sunnah wal Jama‘ah.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top