Mu‘ādz bin Jabal رضي الله عنه

Pendahuluan

Mu‘ādz bin Jabal رضي الله عنه adalah sahabat yang dikenal sebagai ulama di antara para sahabat. Rasulullah ﷺ menyebutnya sebagai orang yang paling mengetahui perkara halal dan haram. Beliau termasuk sahabat muda yang memiliki kedalaman ilmu, kecerdasan luar biasa, dan semangat dakwah yang tinggi.

Nasab dan Kehidupan Awal

Nama lengkap beliau adalah Mu‘ādz bin Jabal bin ‘Amr bin Aus bin ‘Āidz bin ‘Āidzah bin ‘Adiy bin Ka‘b bin ‘Amr bin Auf Al-Anshārī Al-Khazrajī. Beliau berasal dari suku Khazraj di Madinah dan termasuk dalam golongan Anshar yang ikut dalam Bai‘at ‘Aqabah kedua, yaitu perjanjian kaum Madinah untuk menolong dan melindungi Rasulullah ﷺ.

Mu‘ādz رضي الله عنه masuk Islam pada usia muda dan termasuk di antara sahabat yang memiliki pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an dan Sunnah.

Ilmu dan Keutamaannya

Rasulullah ﷺ memberikan pujian tinggi kepada Mu‘ādz رضي الله عنه karena keilmuannya yang mendalam. Dari Anas bin Mālik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

أَعْلَمُ أُمَّتِي بِالْحَلَالِ وَالْحَرَامِ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ

“Orang yang paling tahu tentang halal dan haram di antara umatku adalah Mu‘ādz bin Jabal.” (HR. At-Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Beliau juga termasuk sahabat yang hafal Al-Qur’an di masa Rasulullah ﷺ dan sering menjadi rujukan dalam urusan tafsir dan hukum Islam.

Kedekatan dengan Rasulullah ﷺ

Mu‘ādz رضي الله عنه adalah sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah ﷺ. Beliau sering diajak berdiskusi oleh Nabi ﷺ tentang berbagai persoalan umat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu‘ādz sendiri, beliau berkata:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: يَا مُعَاذُ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ
قَالَ: فَقُلْتُ: وَأَنَا أُحِبُّكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَالَ: فَلَا تَدَعْ أَنْ تَقُولَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Rasulullah ﷺ bersabda: Wahai Mu‘ādz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu.”
Aku berkata: Dan aku pun mencintaimu, wahai Rasulullah.
Beliau bersabda: Maka janganlah engkau lupa mengucapkan setiap selesai shalat:
‘Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.’”
(HR. Abu Dawud dan An-Nasā’ī, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Hadits ini menunjukkan betapa istimewanya posisi Mu‘ādz رضي الله عنه di sisi Rasulullah ﷺ.

Mu‘ādz sebagai Da‘i dan Qadhi

Setelah hijrah, Rasulullah ﷺ mengutus Mu‘ādz bin Jabal رضي الله عنه sebagai qadhi (hakim) dan da‘i ke negeri Yaman untuk mengajarkan Islam. Rasulullah ﷺ memberikan bimbingan dan ujian kepadanya sebelum berangkat.

Beliau ﷺ bertanya kepada Mu‘ādz:

كَيْفَ تَقْضِي إِذَا عَرَضَ لَكَ قَضَاءٌ؟
قَالَ: أَقْضِي بِمَا فِي كِتَابِ اللَّهِ
قَالَ: فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِي كِتَابِ اللَّهِ؟
قَالَ: فَبِسُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ
قَالَ: فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِي سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ وَلَا فِي كِتَابِ اللَّهِ؟
قَالَ: أَجْتَهِدُ رَأْيِي وَلَا آلُو
فَضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ صَدْرَهُ وَقَالَ:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَفَّقَ رَسُولَ رَسُولِ اللَّهِ لِمَا يُرْضِي اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Rasulullah ﷺ bersabda: Bagaimana engkau akan memutuskan suatu perkara jika dihadapkan kepadamu?
Mu‘ādz menjawab: Aku akan memutuskan berdasarkan Kitab Allah.
Beliau bertanya lagi: Jika tidak engkau temukan di dalam Kitab Allah?
Ia menjawab: Maka aku akan putuskan berdasarkan Sunnah Rasulullah.
Beliau bertanya lagi: Jika tidak engkau temukan juga dalam Sunnah Rasulullah?
Ia menjawab: Maka aku akan berijtihad dengan pendapatku dan tidak akan berlebih-lebihan.
Rasulullah ﷺ menepuk dadanya seraya bersabda:
‘Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufik kepada utusan Rasulullah untuk melakukan sesuatu yang diridhai Allah dan Rasul-Nya.’”
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Kisah ini menunjukkan keluasan ilmu dan kebijaksanaan Mu‘ādz رضي الله عنه, serta kepercayaannya di mata Rasulullah ﷺ.

Kezuhudan dan Ketakwaannya

Mu‘ādz رضي الله عنه dikenal sangat zuhud dan takut kepada Allah ﷻ. Beliau sering menangis ketika membaca Al-Qur’an karena takut tidak mampu menunaikan hak-haknya. Dalam salah satu doanya yang terkenal, beliau berkata:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ، وَمِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari jiwa yang tak pernah puas, hati yang tak pernah khusyuk, doa yang tak didengar, dan ilmu yang tak bermanfaat.”

Beliau menjalani kehidupan penuh kesederhanaan, namun sangat kaya dalam ilmu dan amal.

Wafatnya Mu‘ādz رضي الله عنه

Mu‘ādz bin Jabal رضي الله عنه wafat di Syam (Yordania) pada tahun 18 Hijriah karena wabah Tha‘ūn ‘Amwās, dalam usia sekitar 33 tahun. Meski usianya singkat, beliau meninggalkan warisan ilmu yang sangat luas dan menjadi rujukan generasi setelahnya.

Ketika ajalnya mendekat, beliau berkata:

اللَّهُمَّ إِنِّي كُنْتُ أَخَافُكَ، وَأَنَا الْيَوْمَ أَرْجُوكَ
اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنِّي لَمْ أَكُنْ أُحِبُّ الدُّنْيَا وَطُولَ الْبَقَاءِ فِيهَا لِكَرَايَةِ الْأَنْهَارِ وَلَا لِغَرْسِ الْأَشْجَارِ، وَلَكِنْ لِظَمَإِ الْهَوَاجِرِ، وَمُكَابَدَةِ اللَّيْلِ، وَمُزَاحَمَةِ الْعُلَمَاءِ بِالرُّكَبِ عِنْدَ حَلَقِ الذِّكْرِ

“Ya Allah, dulu aku takut kepada-Mu, kini aku berharap kepada-Mu.
Ya Allah, Engkau tahu aku tidak mencintai dunia karena banyaknya air sungai atau hijaunya pepohonan,
tapi karena hausnya aku di siang hari (karena puasa), karena panjangnya malam (karena ibadah), dan karena duduk berdesakan dengan para ulama dalam majelis ilmu.”

Kalimat terakhir ini menjadi saksi keikhlasan dan kecintaan beliau terhadap ilmu dan ibadah.

Pelajaran dari Kehidupan Mu‘ādz bin Jabal رضي الله عنه

  1. Menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh dan penuh adab.

  2. Mengajarkan agama dengan hikmah dan ketegasan.

  3. Berani berijtihad dalam kebenaran.

  4. Mendahulukan keridhaan Allah di atas kepentingan dunia.

  5. Menjaga kemurnian niat dalam berdakwah dan beramal.

Penutup

Mu‘ādz bin Jabal رضي الله عنه adalah teladan para penuntut ilmu dan dai yang ikhlas. Keilmuannya, kecintaannya kepada Al-Qur’an, dan keteguhannya dalam berdakwah menjadikannya salah satu sosok paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Semoga Allah ﷻ meridhainya dan mengumpulkan kita bersamanya di surga bersama Rasulullah ﷺ.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top