Pendahuluan
Idul Adha bukan sekadar hari raya biasa, tetapi momentum spiritual yang mengajarkan makna tauhid, pengorbanan, dan ketaatan. Idul Adha adalah peringatan atas pengorbanan agung Nabi Ibrahim عليه السلام dan putranya Ismail عليه السلام dalam menjalankan perintah Allah ﷻ. Dalam peristiwa ini, kita diajarkan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah ﷻ, bahkan dalam hal yang paling kita cintai. Maka menyambut Idul Adha haruslah disertai semangat pengorbanan dan ketundukan total kepada syariat-Nya.
Makna Pengorbanan dalam Idul Adha
Allah ﷻ berfirman:
فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ ﴿١٠٣﴾ وَنَـٰدَيْنَـٰهُ أَن يَـٰٓإِبْرَٰهِيمُ ﴿١٠٤﴾ قَدْ صَدَّقْتَ ٱلرُّءْيَآ ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿١٠٥﴾
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya. Kami pun memanggilnya, ‘Wahai Ibrahim! Sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Aṣ-Ṣāffāt: 103–105)
Nabi Ibrahim عليه السلام mempersembahkan cintanya yang paling dalam, yaitu anaknya sendiri, demi menjalankan perintah Allah ﷻ. Inilah puncak pengorbanan seorang hamba kepada Rabb-nya.
Spirit Pengorbanan dalam Syariat Qurban
Salah satu ibadah yang disyariatkan pada hari Idul Adha adalah menyembelih hewan qurban sebagai bentuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Ḥajj: 37)
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا عَمِلَ ٱبْنُ آدَمَ يَوْمَ ٱلنَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى ٱللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ ٱلدَّمِ، وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا، وَإِنَّ ٱلدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ ٱللَّهِ بِمَكَانٍۢ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ ٱلْأَرْضِ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Dari Aisyah رضي الله عنها, Nabi ﷺ bersabda: “Tidak ada amal anak Adam di hari Nahr yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban. Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduknya, bulunya, dan kukunya. Sesungguhnya darah itu akan sampai kepada Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka relakanlah qurban itu dengan jiwa yang lapang.” (HR. Tirmidzi no. 1493, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)
Cara Menyambut Idul Adha dengan Semangat Pengorbanan
1. Menguatkan Tauhid
Idul Adha mengingatkan kita bahwa hanya Allah ﷻ yang berhak ditaati tanpa syarat. Maka mari luruskan tauhid, tinggalkan kesyirikan, dan perkuat keikhlasan.
2. Menyiapkan Qurban Terbaik
Pilih hewan qurban yang sehat dan tidak cacat sebagai bentuk kesungguhan dalam beribadah. Jangan memilih yang murah namun buruk, karena Allah ﷻ tidak melihat dagingnya, melainkan ketakwaannya.
3. Meningkatkan Amal Shalih
Perbanyak takbir, tahmid, tahlil, membaca Al-Qur’an, dan membantu sesama, terlebih di 10 hari pertama Dzulhijjah hingga hari Nahr.
4. Meneladani Akhlak Nabi Ibrahim عليه السلام dan Ismail عليه السلام
Ketaatan, kesabaran, dan tawakal mereka kepada Allah ﷻ adalah contoh yang harus kita hidupkan dalam kehidupan sehari-hari.
Idul Adha: Momentum Ukhuwah dan Kepedulian Sosial
Idul Adha juga menjadi sarana mempererat ukhuwah dan menunjukkan solidaritas sosial. Daging qurban dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat. Inilah bentuk nyata kasih sayang dan empati dalam masyarakat Islam.
Penutup
Idul Adha adalah hari raya besar yang sarat dengan makna pengorbanan, ketundukan, dan cinta kepada Allah ﷻ. Mari songsong Idul Adha dengan hati yang bersih, semangat beribadah, dan niat untuk mempersembahkan yang terbaik kepada Rabb semesta alam. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang mendapat ridha dan ampunan-Nya di hari yang agung ini.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|