Pendahuluan
Setiap manusia diberikan nikmat yang tak terhitung oleh Allah ﷻ. Namun, sering kali manusia lupa untuk bersyukur dan lebih fokus pada apa yang belum dimilikinya. Padahal, rasa syukur adalah kunci ketenangan jiwa dan keberkahan hidup.
Allah ﷻ berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu kufur (ingkar), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’” (QS. Ibrahim: 7)
Ayat ini menunjukkan bahwa syukur bukan hanya membuat hati tenteram, tetapi juga menjadi sebab bertambahnya nikmat dari Allah ﷻ.
Apa Itu Syukur?
Secara bahasa, syukur berasal dari kata شَكَرَ yang berarti mengakui dan berterima kasih atas nikmat. Dalam istilah syariat, syukur adalah menggunakan nikmat yang diberikan Allah ﷻ untuk ketaatan kepada-Nya.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian, dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian. Itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian.” (HR. Muslim, no. 2963)
Hadits ini mengajarkan bahwa dengan melihat orang yang lebih kurang dari kita, kita akan lebih mudah bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang Allah berikan.
Mengapa Syukur Penting dalam Kehidupan?
1. Syukur Membawa Ketenangan Jiwa
Rasa syukur membuat seseorang lebih menerima keadaan dan tidak mudah stres. Allah ﷻ berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Syukur adalah bentuk mengingat Allah ﷻ, yang dapat mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.
2. Syukur Menjadi Sebab Bertambahnya Nikmat
Allah ﷻ telah menjanjikan bahwa orang yang bersyukur akan ditambah nikmatnya. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang yang bersyukur cenderung lebih bahagia dan puas dengan kehidupannya.
3. Syukur Menghindarkan dari Sifat Kufur
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu mengingkari dan tidak menghargai nikmat Allah. Dari Jabir bin Abdullah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ لَا يَشْكُرُ ٱلنَّاسَ لَا يَشْكُرُ ٱللَّهَ
“Barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, no. 4811; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud)
Syukur tidak hanya ditujukan kepada Allah ﷻ, tetapi juga kepada manusia yang menjadi perantara nikmat-Nya.
Cara Menumbuhkan Rasa Syukur dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Selalu Mengingat Nikmat yang Dimiliki
Daripada memikirkan apa yang belum dimiliki, lebih baik menghitung nikmat yang sudah ada. Dari Abdullah bin Abbas رضي الله عنهما, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ ٱلدُّنْيَا بِحَذَافِيرِهَا
“Barang siapa di antara kalian yang berpagi hari dalam keadaan aman, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan seluruh dunia telah dikumpulkan untuknya.” (HR. Tirmidzi, no. 2346; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini mengajarkan bahwa rasa cukup adalah kunci kebahagiaan dan ketenangan jiwa.
2. Mengungkapkan Rasa Syukur dengan Lisan
Bersyukur bukan hanya di dalam hati, tetapi juga diucapkan melalui lisan. Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَىٰ عَنِ ٱلْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ ٱلْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ ٱلشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
“Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang makan sesuatu lalu bersyukur, atau minum sesuatu lalu bersyukur.” (HR. Muslim, no. 2734)
3. Menggunakan Nikmat untuk Kebaikan
Bentuk syukur yang terbaik adalah menggunakan nikmat untuk kebaikan dan ketaatan kepada Allah ﷻ. Jika diberikan ilmu, gunakan untuk mengajarkan. Jika diberikan harta, gunakan untuk bersedekah.
4. Bersedekah sebagai Wujud Syukur
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Harta tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR. Muslim, no. 2588)
Sedekah adalah salah satu bentuk syukur yang menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya menikmati nikmat sendiri, tetapi juga berbagi dengan orang lain.
Kesimpulan
Syukur adalah kunci utama ketenangan jiwa dan keberkahan hidup. Dengan bersyukur, seseorang akan lebih bahagia, tidak mudah mengeluh, dan senantiasa merasa cukup dengan apa yang Allah berikan. Menumbuhkan rasa syukur dapat dilakukan dengan merenungi nikmat yang sudah dimiliki, mengungkapkannya dengan lisan, dan menggunakannya untuk kebaikan.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa bersyukur. Aamiin.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|