Menjaga Lisan: Menghindari Ghibah dan Dusta

Pendahuluan

Lisan adalah salah satu nikmat besar yang diberikan Allah ﷻ kepada manusia. Dengan lisan, seseorang dapat berbicara, berdakwah, dan menyebarkan kebaikan. Namun, jika tidak dijaga, lisan juga bisa menjadi sumber dosa besar seperti ghibah (menggunjing) dan dusta (berbohong).

Allah ﷻ berfirman:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tidak ada suatu kata pun yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf: 18)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap perkataan akan dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Oleh karena itu, menjaga lisan adalah bagian dari Tazkiyatun Nafs (penyucian jiwa).


Apa Itu Ghibah dan Dusta?

1. Ghibah (Menggunjing) dalam Islam

Secara bahasa, ghibah berarti membicarakan seseorang tanpa sepengetahuannya. Dalam Islam, ghibah diartikan sebagai menceritakan keburukan saudara sesama Muslim yang jika ia mendengarnya, ia tidak akan menyukainya.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

أَتَدْرُونَ مَا ٱلْغِيبَةُ؟ قَالُوا: ٱللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ ٱغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Rasulullah ﷺ bersabda, “Yaitu engkau membicarakan saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.” Ada yang bertanya, “Bagaimana jika yang aku katakan itu benar?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Jika yang engkau katakan itu benar, maka itu adalah ghibah. Namun, jika tidak benar, maka engkau telah memfitnahnya (buhtan).” (HR. Muslim, no. 2589)

Ghibah adalah dosa besar karena dapat merusak persaudaraan, menimbulkan fitnah, dan membuat hati menjadi keras.

2. Dusta (Berdusta) dalam Islam

Dusta adalah mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan. Berbohong adalah salah satu sifat buruk yang sangat dicela dalam Islam.

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ

“Sesungguhnya yang membuat kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah para pendusta.” (QS. An-Nahl: 105)

Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ ٱلصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى ٱلْبِرِّ وَإِنَّ ٱلْبِرَّ يَهْدِي إِلَى ٱلْجَنَّةِ، وَإِنَّ ٱلرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّىٰ يُكْتَبَ عِنْدَ ٱللَّهِ صِدِّيقًا، وَإِنَّ ٱلْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى ٱلْفُجُورِ وَإِنَّ ٱلْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى ٱلنَّارِ، وَإِنَّ ٱلرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّىٰ يُكْتَبَ عِنْدَ ٱللَّهِ كَذَّابًا

“Sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke surga. Sedangkan dusta mengantarkan kepada kefasikan, dan kefasikan mengantarkan ke neraka. Seseorang akan terus berkata jujur hingga dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan seseorang yang terus berdusta akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.” (HR. Bukhari, no. 6094; Muslim, no. 2607)

Hadits ini menunjukkan bahwa dusta adalah pintu menuju kebinasaan, sedangkan kejujuran adalah jalan menuju keselamatan.


Bagaimana Cara Menjaga Lisan agar Terhindar dari Ghibah dan Dusta?

1. Berpikir Sebelum Berbicara

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari, no. 6018; Muslim, no. 47)

Jika kita ragu apakah ucapan kita baik atau tidak, lebih baik diam.

2. Sering Mengingat Akibat Buruk Ghibah dan Dusta

Jika seseorang sadar bahwa ghibah dan dusta dapat menyebabkan azab di akhirat, maka ia akan lebih berhati-hati dalam berbicara.

3. Memperbanyak Dzikir dan Istighfar

Dari Abdullah bin Busr رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا بِذِكْرِ اللَّهِ

“Jadikanlah lisanmu selalu basah dengan dzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, no. 3375; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat-Tarhib, no. 660)


Kesimpulan

Menjaga lisan dari ghibah dan dusta adalah bagian penting dari penyucian jiwa. Setiap Muslim harus berusaha berbicara dengan baik, menjauhi kebohongan, dan selalu berkata jujur.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang menjaga lisan. Aamiin. 🤲🏻

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?