Islam Menjunjung Tinggi Kehormatan Manusia
Salah satu nilai luhur dalam Islam adalah menjaga hak dan kehormatan sesama manusia. Setiap individu memiliki martabat yang harus dihormati, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun sikap. Allah ﷻ berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Dan sungguh Kami telah memuliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas banyak makhluk yang Kami ciptakan.” (Al-Isrā’: 70)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki kehormatan dan hak yang harus dijaga. Tidak diperbolehkan seorang muslim merendahkan, menzalimi, atau mengambil hak orang lain tanpa izin yang sah.
Menjaga Lisan dari Menyakiti Sesama
Salah satu bentuk menjaga kehormatan orang lain adalah dengan menjaga lisan. Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما)
Ucapan yang menyakitkan, seperti ghibah, fitnah, dan hinaan, termasuk pelanggaran terhadap kehormatan orang lain. Islam mengajarkan agar setiap muslim berbicara yang baik atau diam, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
Haramnya Mengambil Hak Orang Lain
Islam sangat menekankan keadilan dan melarang keras mengambil hak orang lain, baik dalam bentuk harta, kehormatan, maupun jabatan. Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ ظَلَمَ قِيدَ شِبْرٍ مِنَ الْأَرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ
“Barang siapa merampas sejengkal tanah secara zalim, maka ia akan dikalungi tanah itu dari tujuh lapis bumi.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما)
Hadits ini menggambarkan betapa berat hukuman bagi orang yang mengambil hak orang lain, sekecil apa pun bentuknya. Menjaga hak sesama merupakan bagian dari keimanan dan akhlak mulia.
Larangan Menggunjing dan Membuka Aib
Membicarakan keburukan orang lain tanpa hak adalah perbuatan yang diharamkan. Allah ﷻ mengumpamakannya dengan gambaran yang sangat menjijikkan:
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
“Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian merasa jijik.” (Al-Ḥujurāt: 12)
Menjaga kehormatan berarti tidak membuka aib orang lain, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
Menjaga Kehormatan Adalah Cermin Keimanan
Seorang mukmin sejati akan selalu berusaha menjaga hak dan kehormatan orang lain. Ia tidak akan merugikan, menipu, atau merendahkan sesamanya. Dalam hadits disebutkan:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik رضي الله عنه)
Menjaga kehormatan orang lain adalah bentuk kasih sayang dan solidaritas sosial yang tinggi. Masyarakat yang saling menghormati akan hidup dalam kedamaian dan keberkahan.
Penutup
Menjaga hak dan kehormatan orang lain adalah bagian penting dari akhlak seorang muslim. Dengan menahan lisan, menjauhi kezhaliman, dan memuliakan sesama, kita meneladani ajaran Rasulullah ﷺ serta menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|

