Menghormati Perbedaan dan Menghindari Fanatisme Buta

Pendahuluan

Islam adalah agama yang menjunjung tinggi persatuan, keadilan, dan kasih sayang. Di tengah masyarakat yang beragam, perbedaan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, baik perbedaan pandangan, kebiasaan, maupun sudut pandang dalam masalah agama yang bersifat ijtihadi. Islam mengajarkan keseimbangan: menghormati perbedaan selama berada dalam koridor syariat, dan menghindari fanatisme yang dapat merusak ukhuwah dan memecah umat.


Perintah Menghormati Perbedaan dalam Islam

Allah ﷻ berfirman:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ 

“Sekiranya Tuhanmu menghendaki, niscaya Dia menjadikan manusia satu umat saja. Tetapi mereka senantiasa berselisih.” (Hūd: 118)

Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan merupakan bagian dari ketetapan Allah ﷻ dalam kehidupan manusia, sehingga tugas seorang Muslim adalah menyikapinya dengan ilmu, kelembutan, dan hikmah.


Teladan Rasulullah ﷺ dalam Menghormati Perbedaan

Rasulullah ﷺ menghormati pendapat para sahabat selama tidak bertentangan dengan wahyu. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Persaudaraan ini menjadi landasan sikap saling menghormati dalam perbedaan.


Bahaya Fanatisme Buta

Fanatisme adalah sikap berlebihan dalam membela pendapat atau kelompok hingga merendahkan pendapat orang lain, bahkan dalam perkara yang dibolehkan berbeda. Rasulullah ﷺ bersabda, diriwayatkan dari Jubair bin Mut’im رضي الله عنه:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ

“Bukan termasuk golongan kami orang yang mengajak kepada fanatisme.” (HR. Abu Dawud, dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

Fanatisme dapat menimbulkan permusuhan, kebencian, dan memecah persatuan umat.


Prinsip Menghormati Perbedaan yang Dibenarkan

  1. Perbedaan yang berada dalam perkara ijtihad fiqih
    Selama ada dalil yang sah dan ruang istidlal, maka masing-masing pendapat dihormati.

  2. Tidak boleh merendahkan atau mencela
    Setiap pendapat dibangun di atas pengetahuan dan pemahaman masing-masing ulama.

  3. Mengutamakan adab ketika berdiskusi
    Tidak meninggikan suara, memaksakan pendapat, atau menyinggung harga diri lawan bicara.


Cara Menghindari Fanatisme Butadalam Beragama

1. Kembali kepada dalil

Menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman utama.

2. Menghormati para ulama

Tidak mengagungkan satu ulama dan merendahkan yang lain.

3. Berlapang dada dalam perbedaan

Terutama dalam perkara furū’ (cabang), bukan dalam perkara ushul (pokok akidah).

4. Memperbanyak ilmu dan belajar adab

Ilmu tanpa adab menghasilkan kekerasan dalam bersikap.


Penutup

Menghormati perbedaan merupakan wujud kedewasaan iman. Umat Islam akan kuat apabila menjadikan ukhuwah sebagai pondasi, bukan perpecahan karena fanatisme. Semoga Allah ﷻ menghiasi hati kita dengan ilmu, hikmah, dan akhlak mulia.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top