Mitos dan Keyakinan Salah di Bulan Safar
Bulan Safar sering dikaitkan dengan berbagai mitos dan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebagian masyarakat meyakini bahwa bulan ini membawa kesialan atau musibah, sehingga mereka melakukan ritual tertentu untuk menolak bala. Padahal, keyakinan semacam ini tidak memiliki dasar dalam Al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ
“Tidak ada penularan (yang diyakini membawa sial), tidak ada thiyarah (merasa sial karena suatu tanda), tidak ada (kesialan dari) burung hantu, dan tidak ada kesialan pada bulan Safar.” (HR. Bukhari no. 5707 dan Muslim no. 2220, dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
Hadits ini dengan jelas menolak anggapan bahwa bulan Safar membawa kesialan. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi adalah takdir Allah ﷻ, bukan karena bulan atau waktu tertentu.
Tauhid: Kunci Menghapus Keyakinan Syirik
Keyakinan bahwa bulan tertentu membawa nasib buruk dapat mengarah pada syirik, karena meyakini bahwa ada sesuatu selain Allah ﷻ yang bisa memberikan manfaat atau mudharat. Tauhid adalah pondasi iman seorang Muslim, yakni meyakini bahwa hanya Allah ﷻ yang mengatur segala takdir.
Allah ﷻ berfirman:
وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107)
Larangan Thiyarah dan Tathayyur
Thiyarah adalah perasaan sial karena melihat sesuatu atau berada pada waktu tertentu. Islam melarang keyakinan ini karena bertentangan dengan konsep tawakal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ
“Thiyarah itu adalah syirik.” (HR. Abu Dawud no. 3910, Tirmidzi no. 1614, sahih menurut Syaikh Al-Albani)
Seorang Muslim harus meyakini bahwa baik dan buruk adalah takdir Allah ﷻ. Tawakal kepada Allah ﷻ adalah kunci agar terhindar dari keyakinan batil.
Mengisi Bulan Safar dengan Amal Shalih
Daripada mengikuti mitos yang tidak berdasar, bulan Safar sebaiknya diisi dengan amal-amal shalih, seperti memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, dan melaksanakan ibadah sunnah. Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya untuk menguatkan tawakal kepada Allah ﷻ dalam segala urusan, termasuk menghadapi musibah.
Penutup
Keyakinan tentang kesialan bulan Safar adalah keyakinan jahiliyah yang harus dihindari. Seorang Muslim harus meyakini bahwa hanya Allah ﷻ yang menentukan takdir dan tidak ada bulan atau hari yang membawa nasib buruk. Dengan memperkuat tauhid dan tawakal, kita akan terhindar dari keyakinan yang bertentangan dengan syari’ah.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|