Makna dan Urgensi Tazkiyatun Nafs dalam Islam

Pendahuluan

Dalam kehidupan seorang Muslim, perjalanan menuju Allah Subhanahu Wata’ala tidak hanya melibatkan ibadah lahiriah seperti shalat, puasa, dan zakat, tetapi juga penyucian hati dan jiwa. Inilah yang disebut dengan Tazkiyatun Nafs, sebuah konsep penting dalam Islam yang berkaitan dengan penyucian dan pengembangan jiwa agar tetap berada dalam ridha-Nya.

Allah Subhanahu Wata’ala telah menjelaskan urgensi penyucian jiwa dalam Al-Qur’an:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَا ۝ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَا

“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”
(QS. Asy-Syams: 9-10)

Ayat ini menegaskan bahwa keberuntungan seorang hamba sangat bergantung pada sejauh mana ia menjaga kebersihan jiwanya.

Makna Tazkiyatun Nafs

Secara bahasa, Tazkiyatun Nafs berasal dari kata “تَزْكِيَةٌ” yang berarti penyucian, pertumbuhan, atau peningkatan. Dalam istilah Islam, Tazkiyatun Nafs mengacu pada usaha seorang Muslim dalam membersihkan dirinya dari segala bentuk dosa, penyakit hati, dan hawa nafsu yang buruk, serta mengisinya dengan keimanan, ketakwaan, dan akhlak yang mulia.

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa Tazkiyatun Nafs adalah jalan menuju ketakwaan dan kebahagiaan sejati. Beliau berkata:

“Tazkiyatun Nafs tidak akan sempurna kecuali dengan dua hal: pertama, meninggalkan semua keburukan yang merusak hati, dan kedua, mengisi hati dengan kebaikan yang mendekatkannya kepada Allah Subhanahu Wata’ala.”

Urgensi Tazkiyatun Nafs dalam Islam

  1. Meraih Keselamatan dan Kebahagiaan Sejati
    Setiap Muslim menginginkan keselamatan di dunia dan akhirat. Namun, Allah Subhanahu Wata’ala telah menegaskan bahwa keberhasilan itu hanya bagi mereka yang menyucikan jiwanya:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكّىٰ ۝ وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلّىٰ

“Sungguh beruntung orang yang membersihkan diri (dari dosa), dan mengingat nama Tuhannya lalu dia shalat.”
(QS. Al-A’la: 14-15)

Keselamatan yang hakiki bukan hanya kebahagiaan materi atau kesehatan fisik, tetapi juga kebersihan hati yang membawa ketenangan dan kedekatan dengan Allah Subhanahu Wata’ala.

  1. Menjadi Pribadi yang Dicintai Allah Subhanahu Wata’ala
    Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang bersih lahir dan batin. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersuci.”
(QS. Al-Baqarah: 222)

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang senantiasa melakukan Tazkiyatun Nafs dengan bertaubat dan menjaga kebersihan hati akan mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Allah Subhanahu Wata’ala.

  1. Mencegah Penyakit Hati yang Merusak
    Penyakit hati seperti riya’, hasad, ujub, dan sombong adalah penghalang utama menuju kebahagiaan sejati. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh jasad, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits ini, kita memahami bahwa hati yang bersih adalah kunci bagi kebaikan seluruh amal dan perilaku seseorang.

  1. Mendekatkan Diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala
    Ibadah lahiriah seperti shalat, puasa, dan zakat harus disertai dengan ibadah batiniah, yaitu kebersihan hati dan niat yang ikhlas. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim)

Hadits ini mengajarkan bahwa kebersihan hati lebih utama daripada sekadar tampilan luar.

Cara Memulai Tazkiyatun Nafs

Untuk memulai perjalanan penyucian jiwa, berikut beberapa langkah awal yang harus dilakukan:

  1. Memperbanyak Istighfar dan Taubat
    Memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wata’ala adalah langkah pertama dalam membersihkan hati dari noda dosa.

  2. Memperbanyak Dzikir dan Mengingat Allah
    Allah berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

  1. Menjauhi Maksiat dan Lingkungan yang Buruk
    Setiap maksiat akan mengotori hati, sementara lingkungan yang buruk akan menjauhkan seseorang dari kebersihan jiwa.

  2. Menjalankan Ibadah dengan Ikhlas
    Niat yang tulus dan jauh dari riya’ adalah inti dari Tazkiyatun Nafs.

  3. Bersahabat dengan Orang-orang Saleh
    Lingkungan yang baik akan membantu kita dalam menjaga kebersihan hati dan jiwa.

Penutup

Tazkiyatun Nafs adalah jalan menuju kebahagiaan hakiki dan ridha Allah Subhanahu Wata’ala. Setiap Muslim harus berusaha menyucikan dirinya dari penyakit hati dan meningkatkan ketakwaannya. Sebab, hanya mereka yang memiliki jiwa yang bersih yang akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.

Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa menjaga kebersihan jiwa dan mendapatkan rahmat-Nya. Aamiin.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?