Ka‘b bin Mālik رضي الله عنه

Pendahuluan

Ka‘b bin Mālik رضي الله عنه adalah salah satu sahabat Anshar yang terkenal sebagai penyair Rasulullah ﷺ, ahli ibadah, dan salah satu dari tiga sahabat yang taubatnya diterima oleh Allah ﷻ karena kejujuran mereka saat tidak ikut Perang Tabuk. Kisah taubat beliau diabadikan langsung oleh Allah ﷻ dalam Al-Qur’an, menjadi pelajaran abadi tentang kejujuran, ketulusan, dan harapan kepada rahmat Allah ﷻ.

Nasab dan Latar Belakang

Nama lengkap beliau adalah Ka‘b bin Mālik bin Abī Ka‘b bin Qilābah Al-Anshārī As-Salāmī رضي الله عنه, berasal dari kabilah Khazraj di Madinah. Sejak sebelum hijrah Rasulullah ﷺ, Ka‘b رضي الله عنه sudah dikenal sebagai penyair berbakat dan dihormati oleh kaumnya.

Beliau termasuk dari golongan Anshar, orang-orang yang menyambut Rasulullah ﷺ dan para Muhajirin dengan cinta dan pengorbanan.

Keutamaan Ka‘b bin Mālik رضي الله عنه

Ka‘b رضي الله عنه termasuk sahabat pilihan yang memiliki kedudukan mulia di sisi Nabi ﷺ. Beliau ikut serta dalam berbagai peperangan besar seperti:

  • Perang Badr (meski tidak hadir, namun Rasulullah ﷺ memberinya bagian layaknya pejuang)

  • Perang Uhud

  • Perang Khandaq

  • Seluruh peperangan lainnya kecuali Tabuk

Namun, beliau dikenal paling masyhur karena kisah jujurnya dalam peristiwa Perang Tabuk.

Kisah Jujur yang Diabadikan dalam Al-Qur’an

Ketika Rasulullah ﷺ memerintahkan kaum Muslimin untuk berangkat ke Perang Tabuk—salah satu ekspedisi terberat—Ka‘b رضي الله عنه tidak ikut tanpa alasan syar‘i.

Ketika Rasulullah ﷺ kembali, orang-orang munafik berdatangan memberikan alasan palsu. Namun Ka‘b رضي الله عنه berkata dengan jujur:

“Wahai Rasulullah, demi Allah, aku tidak memiliki uzur apa pun. Aku kuat dan mampu, namun aku tidak berangkat.”

Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya:
“Orang ini telah berkata jujur. Bangkitlah, sampai Allah memberi keputusan tentang dirimu.”

Setelah itu, Ka‘b رضي الله عنه dan dua sahabat lain — Murārah bin Rabi‘ dan Hilāl bin Umayyah رضي الله عنهما — diboikot masyarakat selama 50 hari hingga bumi Madinah terasa sempit oleh mereka.

Kemudian Allah ﷻ menurunkan ayat yang menjelaskan taubat mereka:

وَعَلَى ٱلثَّلَٰثَةِ ٱلَّذِينَ خُلِّفُواْ حَتَّىٰٓ إِذَا ضَاقَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلۡأَرۡضُ بِمَا رَحُبَتۡ وَضَاقَتۡ عَلَيۡهِمۡ أَنفُسُهُمۡ وَظَنُّوٓاْ أَن لَّا مَلۡجَأَ مِنَ ٱللَّهِ إِلَّآ إِلَيۡهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيۡهِمۡ لِيَتُوبُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ 

Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (At-Taubah : 118)

Ayat ini menjadi bukti kemuliaan Ka‘b رضي الله عنه dan pengangkat derajatnya hingga akhir zaman.

Ketangguhan dan Keberanian

Ka‘b bin Mālik رضي الله عنه adalah sahabat yang tegar dan teguh dalam perjuangan. Dalam Perang Uhud, beliau bertempur dengan gagah berani dan mengalami luka-luka berat. Rasulullah ﷺ memujinya atas keberaniannya.

Beliau juga merupakan salah satu penyair utama Rasulullah ﷺ yang membela agama ini melalui syair-syair yang kuat dan menggetarkan hati musuh.

Zuhud dan Keikhlasan

Ka‘b رضي الله عنه adalah sosok yang sederhana dan menjauhi kemewahan. Setelah ayat taubat turun, beliau segera berkata kepada Rasulullah ﷺ:

“Wahai Rasulullah, sebagai bentuk taubatku, aku ingin menyerahkan semua hartaku.”

Rasulullah ﷺ pun menjawab:
“Simpanlah sebagian hartamu, itu lebih baik untukmu.”
Kemudian Ka‘b رضي الله عنه memilih menyimpan sebagian kecil saja.

Beliau juga berjanji sejak hari taubatnya bahwa tidak akan mengucapkan kebohongan selama hidupnya. Dan Allah ﷻ menjaganya hingga wafat.

Wafatnya Ka‘b bin Mālik رضي الله عنه

Beliau wafat di Madinah pada masa kekhalifahan Mu‘āwiyah رضي الله عنه pada tahun 50 H. Beliau meninggalkan warisan ilmu, syair, dan kisah agung tentang kejujuran dan iman.

Pelajaran dari Ka‘b bin Mālik رضي الله عنه

  1. Kejujuran adalah penyelamat, meski awalnya terasa berat.

  2. Taubat yang tulus membuka pintu rahmat yang luas dari Allah ﷻ.

  3. Mengakui kesalahan lebih mulia daripada mencari-cari alasan.

  4. Bersabar dalam ujian mendatangkan kemuliaan.

Kisah Ka‘b رضي الله عنه adalah pelajaran besar bagi umat Islam agar selalu jujur dan kembali kepada Allah ﷻ dalam segala keadaan.

Penutup

Ka‘b bin Mālik رضي الله عنه adalah sahabat teladan dalam kejujuran, ketulusan taubat, dan keberanian menegakkan kebenaran. Allah ﷻ mengabadikan kisahnya dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran berharga bagi generasi sepanjang zaman.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top