Pengantar
I’tikaf adalah salah satu bentuk ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Ibadah ini dianjurkan khususnya di bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh malam terakhir, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tata cara i’tikaf, keutamaannya, serta dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadits shahih agar kita bisa mengamalkannya dengan benar sesuai sunnah.
1. Pengertian I’tikaf
Secara bahasa, i’tikaf (الاعتكاف) berarti berdiam diri. Sedangkan dalam istilah syariat, i’tikaf adalah berdiam di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan melakukan ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dzikir, dan doa.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ
“Dan janganlah kamu campuri mereka (istri-istri kalian) ketika kamu sedang beri’tikaf di masjid.”
📖 (QS. Al-Baqarah: 187)
Ayat ini menunjukkan bahwa i’tikaf dilakukan di dalam masjid, dan orang yang beri’tikaf harus menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan i’tikaf, termasuk hubungan suami-istri.
2. Hukum I’tikaf
Hukum i’tikaf adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), terutama di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah ﷺ selalu melakukannya, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits berikut:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Rasulullah ﷺ selalu beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat. Kemudian istri-istri beliau juga beri’tikaf setelah beliau.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 2026, Muslim no. 1172)
Hadits ini menunjukkan bahwa i’tikaf merupakan sunnah yang ditekankan, terutama pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.
3. Keutamaan I’tikaf
1. Menghidupkan Sunnah Rasulullah ﷺ
I’tikaf adalah salah satu ibadah yang rutin dilakukan oleh Rasulullah ﷺ setiap Ramadhan. Mengamalkannya berarti menghidupkan sunnah beliau.
2. Mendapat Keberkahan di Sepuluh Malam Terakhir
Sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah malam-malam yang penuh keberkahan, karena di dalamnya terdapat Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Allah ﷻ berfirman:
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌۭ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.”
📖 (QS. Al-Qadr: 3)
Dengan beri’tikaf, kita lebih fokus dalam ibadah dan memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.
3. Mendekatkan Diri kepada Allah ﷻ
I’tikaf membantu seorang Muslim untuk lebih fokus dalam beribadah, menjauhkan diri dari kesibukan dunia, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ فِي أَيَّامِ دَهْرِكُمْ نَفَحَاتٍ، أَلَا فَتَعَرَّضُوا لَهَا
“Sesungguhnya di sepanjang waktu ada hembusan rahmat dari Allah, maka manfaatkanlah untuk mendapatkannya.”
📖 (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 5878, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1890)
4. Tata Cara I’tikaf Sesuai Sunnah
Agar i’tikaf dilakukan sesuai dengan sunnah, berikut adalah tata cara yang harus diperhatikan:
1. Niat yang Ikhlas
I’tikaf harus dilakukan dengan niat karena Allah ﷻ dan bukan untuk tujuan duniawi. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 1, Muslim no. 1907)
2. Dilakukan di Masjid
I’tikaf hanya sah jika dilakukan di masjid yang digunakan untuk shalat berjamaah. Allah ﷻ berfirman:
وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ
“Sedangkan kamu sedang beri’tikaf di masjid.”
📖 (QS. Al-Baqarah: 187)
Menurut jumhur ulama, lebih utama jika dilakukan di masjid yang ditegakkan shalat Jumat, agar tidak perlu keluar masjid untuk shalat Jumat.
3. Beribadah dan Menjauhi Kesibukan Duniawi
Selama i’tikaf, seorang Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti:
✅ Shalat sunnah
✅ Membaca Al-Qur’an
✅ Berzikir dan berdoa
✅ Memperbanyak istighfar
Hindari kesibukan duniawi seperti berbicara tentang hal-hal yang tidak bermanfaat, menggunakan ponsel untuk hal yang tidak perlu, atau sibuk dengan aktivitas yang tidak mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
4. Waktu Pelaksanaan I’tikaf
I’tikaf bisa dilakukan kapan saja, tetapi yang paling utama adalah sepuluh malam terakhir Ramadhan. Rasulullah ﷺ bersabda:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَعْتَكِفُ فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، حَتَّىٰ تَوَفَّاهُ اللَّهُ
“Rasulullah ﷺ selalu beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 2026, Muslim no. 1172)
Kesimpulan
I’tikaf adalah sunnah muakkadah yang dianjurkan terutama pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Keutamaannya adalah:
✅ Menghidupkan sunnah Rasulullah ﷺ
✅ Mendapat peluang besar meraih Lailatul Qadar
✅ Mendekatkan diri kepada Allah ﷻ
Tata cara i’tikaf sesuai sunnah meliputi:
1️⃣ Niat ikhlas karena Allah ﷻ
2️⃣ Dilakukan di masjid
3️⃣ Beribadah dengan maksimal dan menjauhi kesibukan duniawi
4️⃣ Dilakukan kapan saja, tetapi paling utama di sepuluh malam terakhir Ramadhan
Semoga Allah ﷻ memberi kita taufik untuk melaksanakan i’tikaf dan meraih keberkahan di bulan Ramadhan. Aamiin.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|