Pendahuluan
Isra’ Mi’raj adalah salah satu mukjizat besar yang diberikan Allah ﷻ kepada Rasulullah ﷺ. Perjalanan agung ini bukan sekadar sebuah perjalanan spiritual, tetapi juga momentum ditetapkannya kewajiban shalat lima waktu sebagai tiang agama. Peristiwa ini mengandung pelajaran mendalam tentang iman, keteguhan hati, serta pentingnya shalat dalam kehidupan seorang Muslim.
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
Allah ﷻ berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Isra: 1)
Isra’ adalah perjalanan Rasulullah ﷺ dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Setelah itu, Rasulullah ﷺ dimi’rajkan ke langit, bertemu para nabi, melihat surga dan neraka, serta menerima perintah shalat langsung dari Allah ﷻ.
Shalat sebagai Perintah Agung
Dalam peristiwa Mi’raj, Rasulullah ﷺ menerima perintah shalat langsung tanpa perantara malaikat. Awalnya shalat diwajibkan 50 kali dalam sehari, namun kemudian diringankan menjadi 5 waktu dengan pahala tetap 50 kali.
Rasulullah ﷺ bersabda:
فُرِضَتْ الصَّلَاةُ خَمْسِينَ صَلَاةً فَرَاجَعْتُ رَبِّي فَخَفَّفَ عَنِّي، فَهِيَ خَمْسٌ وَهِيَ خَمْسُونَ لَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ
“Shalat diwajibkan 50 kali, kemudian aku kembali kepada Rabb-ku dan Dia meringankan dariku, maka jadilah shalat itu 5 (waktu), tetapi (pahalanya) tetap 50. Keputusan ini tidak akan berubah di sisi-Ku.” (HR. Muslim no. 162)
Hikmah Isra’ Mi’raj
-
Shalat adalah ibadah utama – Shalat merupakan ibadah yang diwajibkan langsung dari Allah ﷻ tanpa perantara.
-
Ujian keimanan – Peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi ujian iman bagi kaum Muslimin, terutama ketika berita ini ditolak kaum Quraisy.
-
Kedudukan Nabi ﷺ – Perjalanan ini menegaskan kemuliaan Rasulullah ﷺ sebagai penutup para nabi.
-
Shalat sebagai mi’raj seorang mukmin – Dengan shalat, seorang hamba dapat berkomunikasi langsung dengan Rabb-nya.
Penutup
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa penuh makna yang memperlihatkan keagungan Allah ﷻ dan kemuliaan Rasulullah ﷺ. Dari perjalanan agung ini, umat Islam mendapat anugerah terbesar berupa kewajiban shalat, yang menjadi pondasi utama agama.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|