Hindun binti ‘Utbah رضي الله عنها

Pendahuluan

Hindun binti ‘Utbah رضي الله عنها adalah salah satu perempuan Quraisy yang kisah hidupnya menunjukkan bagaimana hidayah Allah ﷻ dapat mengubah seseorang dari permusuhan yang keras kepada iman yang tulus. Ia adalah istri dari Abu Sufyān bin Ḥarb رضي الله عنه dan ibu dari Mu‘āwiyah bin Abī Sufyān رضي الله عنهما.

Latar Belakang dan Masa Jahiliyah

Hindun berasal dari keluarga bangsawan Quraisy. Ayahnya, ‘Utbah bin Rabī‘ah, adalah tokoh terkemuka Makkah. Sebelum memeluk Islam, Hindun dikenal sangat keras menentang Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin.

Ia sangat bersedih ketika ayahnya ‘Utbah dan saudaranya Walīd terbunuh dalam Perang Badar. Kesedihan itu berubah menjadi rasa benci yang menyala, hingga mendorongnya untuk memprovokasi kaum musyrikin menjelang Perang Uhud.

Peran dalam Perang Uhud

Dalam Perang Uhud, Hindun berada di barisan perempuan Quraisy yang membakar semangat pasukan kafir. Ia juga yang merencanakan serangan terhadap Ḥamzah bin ‘Abdil Muṭṭalib رضي الله عنه, karena dendam atas kematian ayah dan saudaranya.

Namun, meskipun masa lalunya penuh permusuhan, Allah ﷻ memiliki rencana terbaik baginya.

Masuk Islam pada Hari Fathu Makkah

Ketika kota Makkah ditaklukkan oleh Rasulullah ﷺ, Hindun awalnya merasa takut karena masa lalunya. Namun ia datang dengan penutup wajah, bersama rombongan wanita Quraisy untuk berbaiat kepada Rasulullah ﷺ.

Dalam riwayat disebutkan bahwa ia berkata ketika mengangkat baiat:
“Wahai Rasulullah, tidak ada agama yang lebih aku benci daripada agamamu. Tetapi kini tidak ada agama yang lebih aku cintai daripada agamamu.”

Rasulullah ﷺ menerimanya dengan lapang dada tanpa mencaci masa lalunya. Inilah bukti rahmat dan kasih sayang Islam.

Kejujuran dan Ketegasan dalam Berbaiat

Ketika Rasulullah ﷺ berkata kepada para wanita dalam baiat:

وَلَا يَسْرِقْنَ 
“…Dan janganlah mereka mencuri.” (Al-Mumtahanah : 12)

Hindun berkata:
“Wahai Rasulullah, dulu aku pernah mengambil sesuatu dari harta suamiku. Apakah itu termasuk mencuri?”

Rasulullah ﷺ menjawab:
“Apa yang engkau ambil sekedar untuk kebutuhanmu dan anakmu, maka itu tidak mengapa.” (HR. Abu Dawud, shahih menurut Al-Albani)

Kejujurannya menunjukkan ketulusan imannya setelah masuk Islam.

Perubahan Besar Setelah Islam

Setelah memeluk Islam, Hindun رضي الله عنها berubah menjadi wanita yang beriman, tegas, dan mencintai agama Allah ﷻ. Ia kemudian dikenal sebagai perempuan yang mulia, penyabar, dan sangat mencintai Rasulullah ﷺ serta sunnahnya.

Ia berkata setelah masuk Islam:
“Dulu tidak ada rumah yang lebih aku benci daripada rumah Rasulullah ﷺ. Tapi sekarang, tidak ada rumah yang lebih aku cintai daripada rumah beliau.”

Perannya dalam Masyarakat Muslim

Hindun tidak hanya menjadi Muslimah, tetapi juga seorang ibu yang mendidik generasi pemimpin. Putranya, Mu‘āwiyah رضي الله عنهما, tumbuh menjadi penulis wahyu dan pemimpin kaum Muslimin. Ia juga mendukung perjuangan suaminya, Abu Sufyan رضي الله عنه, dalam membela Islam setelah keduanya hijrah ke Madinah.

Wafatnya

Hindun binti ‘Utbah رضي الله عنها wafat pada masa kekhalifahan ‘Umar bin Khaththab رضي الله عنه, dalam keadaan beriman, setelah meninggalkan masa lalu yang gelap menuju cahaya Islam.

Pelajaran Berharga dari Kisah Hindun رضي الله عنها

  1. Hidayah adalah milik Allah ﷻ, mampu mengubah hati yang paling keras sekalipun.

  2. Islam menghapus dosa-dosa masa lalu bagi siapa yang masuk Islam dengan tulus.

  3. Kemaafan Nabi ﷺ terhadap musuh-musuhnya adalah akhlak agung yang patut diteladani.

  4. Tidak ada yang mustahil dalam bimbingan Allah, termasuk perubahan total dalam hidup seseorang.

Penutup

Hindun binti ‘Utbah رضي الله عنها adalah contoh nyata bahwa manusia dapat berubah secara total ketika hidayah Allah ﷻ masuk ke dalam hatinya. Dari seorang yang memusuhi Islam, ia berubah menjadi Muslimah mulia yang dicintai dan dihormati umat Islam.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top