Makna Hijrah dalam Konteks Sosial
Hijrah tidak selalu berarti berpindah tempat. Dalam Islam, hijrah juga bermakna meninggalkan keburukan menuju kebaikan. Termasuk di dalamnya hijrah dari akhlak tercela menuju akhlak mulia dan dari pergaulan yang buruk menuju lingkungan yang baik.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
“Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما)
Hadits ini menunjukkan bahwa hijrah bisa dilakukan oleh siapa saja yang ingin memperbaiki diri dari dosa-dosa, termasuk dalam sikap, ucapan, dan cara berinteraksi dengan sesama.
Hijrah dari Akhlak Tercela
Akhlak yang buruk bukan hanya mencoreng nama baik seorang Muslim, tetapi juga bisa menjadi sebab murkanya Allah ﷻ. Oleh karena itu, hijrah dalam akhlak menjadi keharusan bagi setiap orang yang ingin meraih ridha-Nya.
Allah ﷻ berfirman:
وَٱعْبُدِ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًۭٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًۭا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَـٰمَىٰ وَٱلْمَسَـٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًۭا فَخُورًا
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (An-Nisā’: 36)
Ayat ini menekankan pentingnya berakhlak baik dalam interaksi sosial, dimulai dari keluarga hingga tetangga dan sahabat perjalanan.
Hijrah dalam Pergaulan: Pilih Teman yang Shalih
Lingkungan sangat memengaruhi akhlak seseorang. Berteman dengan orang yang lalai akan membuat kita ikut lalai, sementara bersahabat dengan orang yang taat akan menguatkan iman kita.
Nabi ﷺ bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang berada di atas agama temannya. Maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3545)
Hijrah dari teman-teman yang suka bergosip, menebar kebencian, atau menjauhkan dari ketaatan, adalah bentuk hijrah yang sangat penting untuk menjaga iman dan akhlak.
Karakter Akhlak Muslim yang Sejati
1. Jujur dalam Perkataan
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه)
2. Sabar dan Lemah Lembut
Sikap ini mencerminkan kekuatan jiwa. Nabi ﷺ sendiri dikenal sebagai pribadi yang sangat sabar dan lemah lembut, bahkan kepada musuh sekalipun.
3. Tidak Suka Mencela dan Mengumpat
Allah ﷻ melarang kita mencela sesama, bahkan dalam bentuk olok-olokan atau candaan. Dalam surat Al-Hujurāt ayat 11, Allah ﷻ berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌۭ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًۭا مِّنْهُمْ…
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok. (Al-Ḥujurāt: 11)
Penutup: Hijrah yang Menyelamatkan
Hijrah dalam akhlak dan pergaulan adalah kunci menuju keselamatan dunia dan akhirat. Tidak ada gunanya hijrah secara fisik jika hati masih terikat dengan keburukan akhlak dan lingkungan yang merusak.
Hijrah sejati adalah perubahan menuju yang lebih baik dalam setiap aspek kehidupan. Mari mulai dari akhlak dan pergaulan kita.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|