Pendahuluan
Fathu Makkah atau Penaklukan Makkah merupakan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah Islam. Terjadi pada tahun ke-8 Hijriah, peristiwa ini menandai kemenangan dakwah Rasulullah ﷺ setelah bertahun-tahun ditentang oleh kaum Quraisy. Yang istimewa dari peristiwa ini adalah kemenangan tersebut terjadi tanpa pertumpahan darah yang berarti, melainkan dengan penuh rahmat dan pemaafan.
Latar Belakang Fathu Makkah
Perjanjian Hudaibiyah yang telah disepakati sebelumnya dilanggar oleh Quraisy. Mereka membantu sekutu mereka, Bani Bakr, menyerang Bani Khuza’ah, sekutu kaum Muslimin. Hal ini menjadi alasan Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin untuk bergerak menuju Makkah.
Rasulullah ﷺ mempersiapkan pasukan sekitar 10.000 orang dan bergerak tanpa diketahui Quraisy. Dengan strategi yang bijaksana, beliau berhasil mengepung Makkah dengan tenang tanpa peperangan besar.
Kemenangan yang Penuh Rahmat
Ketika memasuki Makkah, Rasulullah ﷺ menunjukkan akhlak mulia dengan memberikan jaminan keamanan. Beliau bersabda sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه:
مَنْ دَخَلَ دَارَ أَبِي سُفْيَانَ فَهُوَ آمِنٌ، وَمَنْ أَغْلَقَ بَابَهُ فَهُوَ آمِنٌ، وَمَنْ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَهُوَ آمِنٌ
“Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan, maka ia aman. Barang siapa menutup pintunya, maka ia aman. Dan barang siapa masuk ke masjid, maka ia aman.” (HR. Muslim)
Inilah bukti bahwa Fathu Makkah bukanlah penaklukan penuh darah, melainkan kemenangan dengan kasih sayang dan keadilan.
Penghancuran Berhala dan Penegakan Tauhid
Setibanya di Ka’bah, Rasulullah ﷺ menghancurkan berhala-berhala yang memenuhi sekelilingnya. Beliau membacakan firman Allah ﷻ:
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
“Dan katakanlah, ‘Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.’ Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra: 81)
Sejak saat itu, Makkah bersih dari kesyirikan, dan hanya dipenuhi dengan ibadah kepada Allah ﷻ.
Hikmah Fathu Makkah
-
Rahmat dalam kemenangan – Rasulullah ﷺ tidak melakukan pembantaian, tetapi memberikan ampunan meski sebelumnya beliau disakiti.
-
Ketegasan dalam tauhid – Berhala-berhala dihancurkan, menegaskan bahwa Islam hanya mengajarkan penyembahan kepada Allah ﷻ.
-
Kemenangan sejati – Islam semakin kuat dan dakwah semakin tersebar luas ke seluruh Jazirah Arab.
-
Pelajaran kesabaran – Setelah bertahun-tahun ditindas, kemenangan datang dengan pertolongan Allah ﷻ.
Penutup
Fathu Makkah adalah bukti nyata bahwa kemenangan sejati bukanlah dengan kekerasan, tetapi dengan rahmat, kebijaksanaan, dan keadilan. Dari peristiwa ini, umat Islam diajarkan untuk selalu menegakkan tauhid, bersabar dalam perjuangan, dan meneladani akhlak mulia Rasulullah ﷺ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|