Etika Kunjungan Sosial

Pendahuluan

Kunjungan sosial seperti silaturahmi, menjenguk orang sakit, takziyah, atau berkunjung ke rumah kerabat dan tetangga merupakan bagian penting dari kehidupan bermasyarakat. Islam mengatur adab kunjungan sosial agar mendatangkan kebaikan, mempererat ukhuwah, dan tidak menimbulkan mudarat atau ketidaknyamanan. Dengan memahami etika kunjungan sosial menurut syariat, seorang Muslim dapat menjaga akhlak dan menunaikan hak-hak sesama manusia.


Landasan Syariat Kunjungan Sosial

Allah ﷻ berfirman:

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ

“Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kalian saling meminta, dan peliharalah hubungan kekeluargaan.” (An-Nisā’: 1)

Ayat ini menegaskan perintah menjaga silaturahmi sebagai bentuk ketaatan kepada Allah ﷻ.


Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah رضي الله عنه)


Niat dan Tujuan Kunjungan Sosial

1. Ikhlas karena Allah

Setiap kunjungan hendaknya diniatkan untuk mencari ridha Allah ﷻ, bukan karena riya, pamer, atau kepentingan dunia semata.

Allah ﷻ berfirman:

لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

“Kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula ucapan terima kasih.” (Al-Insān: 9)


2. Bertujuan Menguatkan Ukhuwah

Kunjungan sosial bertujuan mempererat persaudaraan, menumbuhkan kasih sayang, dan menghilangkan permusuhan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا

“Kalian tidak akan masuk surga hingga beriman, dan tidak beriman hingga saling mencintai.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah رضي الله عنه)


Adab Sebelum Melakukan Kunjungan

1. Meminta Izin Terlebih Dahulu

Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَىٰ أَهْلِهَا

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (An-Nūr: 27)

Meminta izin menunjukkan penghormatan terhadap privasi tuan rumah.


2. Memilih Waktu yang Tepat

Islam melarang mengganggu orang lain di waktu yang tidak tepat.

Allah ﷻ berfirman:

ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ

“Tiga waktu aurat bagi kalian.” (An-Nūr: 58)

Ayat ini mengajarkan adab menjaga waktu dan tidak mengganggu saat istirahat.


3. Berpakaian Sopan dan Menjaga Penampilan

Allah ﷻ berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ

“Wahai anak Adam, pakailah pakaian terbaik kalian.” (Al-A‘rāf: 31)

Berpakaian rapi dan sopan termasuk bentuk penghormatan kepada tuan rumah.


Adab Saat Melakukan Kunjungan

1. Mengucapkan Salam

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim, dari Abdullah bin Salam رضي الله عنه)

Salam membuka pintu keberkahan dan menumbuhkan rasa aman.


2. Tidak Memperlama Kunjungan

Islam mengajarkan agar tidak memberatkan tuan rumah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا

“Berkunjunglah sesekali, niscaya cintamu akan bertambah.” (HR. Al-Baihaqi; hasan menurut Al-Albani, dari Abu Hurairah رضي الله عنه)


3. Menjaga Ucapan dan Perilaku

Allah ﷻ berfirman:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

“Berkatalah yang baik kepada manusia.” (Al-Baqarah: 83)

Hindari ghibah, membuka aib, atau pembicaraan yang menyakiti.


4. Tidak Mencampuri Urusan Pribadi

Rasulullah ﷺ bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

“Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. At-Tirmidzi; shahih menurut Al-Albani, dari Abu Hurairah رضي الله عنه)


Etika Khusus dalam Beberapa Kunjungan

1. Menjenguk Orang Sakit

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ

“Tidaklah seorang Muslim menjenguk Muslim lain di pagi hari kecuali tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya.” (HR. At-Tirmidzi; shahih menurut Al-Albani, dari Ali رضي الله عنه)

Adabnya: singkat, mendoakan, dan tidak membebani pasien.


2. Takziyah

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ عَزَّى مُصَابًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ

“Barang siapa menghibur orang yang tertimpa musibah, maka baginya pahala seperti pahala orang tersebut.” (HR. Ibn Majah; hasan menurut Al-Albani, dari Abdullah bin Mas‘ud رضي الله عنه)

Takziyah dilakukan dengan empati, tanpa candaan, dan tanpa memberatkan keluarga.


Adab Setelah Kunjungan

1. Mendoakan Tuan Rumah

Rasulullah ﷺ mendoakan orang yang menjamunya dengan doa:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِيمَا رَزَقْتَهُمْ

“Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, dan berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada mereka.” (HR. Muslim, dari Abdullah bin Busr رضي الله عنه)


2. Menjaga Rahasia dan Kehormatan

Apa yang dilihat atau didengar saat berkunjung tidak boleh disebarkan tanpa izin.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا حَدَّثَ الرَّجُلُ الْحَدِيثَ ثُمَّ الْتَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةٌ

“Jika seseorang berbicara lalu menoleh, maka itu adalah amanah.” (HR. Abu Dawud; shahih menurut Al-Albani, dari Jabir رضي الله عنه)


Kesimpulan

Etika kunjungan sosial dalam Islam mencakup niat yang ikhlas, adab sebelum berkunjung, perilaku selama kunjungan, dan sikap setelahnya. Dengan menjaga adab tersebut, kunjungan sosial akan menjadi sarana mempererat ukhuwah, menumbuhkan kasih sayang, dan mendatangkan pahala. Islam mengajarkan agar setiap interaksi sosial membawa kebaikan, bukan beban atau gangguan bagi orang lain.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top