Etika Bekerja dan Mencari Nafkah Halal

Pendahuluan

Islam tidak memisahkan antara ibadah dan pekerjaan. Bekerja mencari nafkah adalah bagian dari ibadah apabila dilakukan dengan niat yang benar dan cara yang halal. Islam menekankan bahwa rezeki yang diberkahi bukan hanya banyaknya hasil, tetapi juga dari sumber yang bersih dan cara yang diridhai Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim)

Artinya, Allah ﷻ tidak akan menerima amal ibadah, sedekah, atau pengorbanan apa pun yang berasal dari harta haram. Maka, mencari nafkah halal dan bekerja dengan etika Islam merupakan kewajiban setiap muslim.


Pekerjaan dalam Pandangan Islam

Bekerja bukan sekadar aktivitas duniawi, tetapi bagian dari amanah dan pengabdian kepada Allah ﷻ. Islam memuliakan orang yang bekerja keras untuk menafkahi dirinya dan keluarganya dengan cara yang baik. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Allah Dawud عليه السلام makan dari hasil pekerjaannya sendiri.” (HR. Bukhari)

Pekerjaan yang dilakukan dengan kejujuran dan keikhlasan bukan hanya mendatangkan penghasilan, tetapi juga pahala di sisi Allah ﷻ.


Prinsip Etika dalam Bekerja

1. Niat yang Benar

Setiap pekerjaan seorang muslim harus dimulai dengan niat yang ikhlas karena Allah ﷻ. Tujuan utama bekerja bukan hanya mencari harta, tetapi juga menunaikan tanggung jawab terhadap keluarga dan menghindari meminta-minta.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan niat yang benar, bekerja menjadi bentuk ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah ﷻ.

2. Menjaga Kejujuran dan Amanah

Kejujuran dan amanah adalah pondasi utama dalam etika bekerja. Rasulullah ﷺ bersabda:

التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ

“Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada.” (HR. Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Kecurangan, manipulasi, dan pengkhianatan dalam pekerjaan adalah bentuk dosa yang menghapus keberkahan rezeki.

3. Menghindari Segala Bentuk Riba dan Kecurangan

Allah ﷻ dengan tegas melarang segala bentuk riba dan praktik yang merugikan orang lain dalam mencari nafkah. Firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُّضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (آل عمران: 130)

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Ali Imran: 130)

Islam menegaskan bahwa harta yang diperoleh dengan cara haram, meski banyak, tidak akan membawa ketenangan dan akan menjadi sebab turunnya murka Allah ﷻ.

4. Bekerja dengan Profesional dan Disiplin

Seorang muslim dituntut untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila mengerjakan suatu pekerjaan, ia melakukannya dengan sempurna.” (HR. Thabrani, dinyatakan hasan oleh Al-Albani)

Bekerja dengan profesional bukan hanya untuk kepentingan dunia, tetapi juga sebagai bentuk ihsan dalam ibadah.

5. Tidak Melalaikan Ibadah

Kesibukan bekerja tidak boleh melalaikan kewajiban utama kepada Allah ﷻ. Firman-Nya:

رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ (النور: 37)

“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat.” (An-Nur: 37)

Seorang muslim sejati menjadikan pekerjaan sebagai sarana ibadah, bukan penghalang dari ibadah.


Dampak Nafkah Halal bagi Kehidupan

Rezeki yang halal membawa ketenangan jiwa, keberkahan keluarga, dan diterimanya doa. Rasulullah ﷺ bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim)

Sebaliknya, harta haram akan menjadi sebab tertolaknya doa, hilangnya keberkahan, dan datangnya kesulitan hidup.


Penutup

Etika bekerja dan mencari nafkah halal adalah bagian dari akhlak Islam yang luhur. Seorang muslim tidak hanya berusaha keras, tetapi juga memastikan pekerjaannya sesuai dengan nilai kejujuran, amanah, dan keberkahan. Dengan bekerja secara halal dan beretika, seorang muslim tidak hanya menafkahi keluarga, tetapi juga menegakkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top