Pendahuluan
Ar-Rabi‘ bin ‘Āmir رضي الله عنه adalah salah satu tokoh besar pada masa Khulafā’ Rāsyidīn yang namanya harum dalam sejarah futūḥāt Islāmiyyah. Ia bukan hanya seorang prajurit, tetapi juga da‘i tauhid yang menyampaikan Islam dengan keberanian, keteguhan aqidah, dan kejelasan visi. Sosoknya dikenal luas ketika menjadi utusan kaum Muslimin di hadapan panglima Persia, Rustum, menjelang Perang Qadisiyyah.
Latar Belakang dan Kepribadian
Ar-Rabi‘ bin ‘Āmir رضي الله عنه berasal dari kalangan sahabat yang dididik langsung oleh Rasulullah ﷺ dalam aqidah tauhid, keberanian, dan kemuliaan akhlak. Kepribadiannya sederhana, zuhud, dan tidak silau oleh kekuasaan dunia. Namun, di balik kesederhanaannya, tersimpan keberanian dan keteguhan iman yang luar biasa.
Ia memahami bahwa Islam bukan sekadar kekuatan militer, melainkan risalah pembebasan manusia dari penghambaan kepada sesama makhluk menuju penghambaan hanya kepada Allah ﷻ.
Ar-Rabi‘ bin ‘Āmir sebagai Duta Tauhid
Nama Ar-Rabi‘ bin ‘Āmir رضي الله عنه menjadi sangat masyhur ketika ia diutus menemui Rustum, panglima besar Persia. Dengan pakaian sederhana, pedang di tangan, dan keyakinan yang kokoh, ia menyampaikan tujuan kedatangan kaum Muslimin dengan kalimat yang abadi dalam sejarah Islam.
Ia berkata:
نَحْنُ قَوْمٌ ابْتَعَثَنَا اللهُ لِنُخْرِجَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ إِلَى عِبَادَةِ اللهِ، وَمِنْ ضِيقِ الدُّنْيَا إِلَى سَعَتِهَا، وَمِنْ جَوْرِ الْأَدْيَانِ إِلَى عَدْلِ الإِسْلَامِ
“Kami adalah suatu kaum yang Allah ﷻ utus untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan kepada sesama manusia menuju penghambaan kepada Allah ﷻ semata, dari kesempitan dunia menuju keluasannya, dan dari kezaliman berbagai agama menuju keadilan Islam.”
Ungkapan ini mencerminkan pemahaman tauhid yang mendalam, visi dakwah yang agung, dan keberanian yang lahir dari iman yang kokoh.
Peran dalam Futūḥāt Islāmiyyah
Ar-Rabi‘ bin ‘Āmir رضي الله عنه turut berperan dalam peristiwa-peristiwa besar penaklukan Islam di wilayah Persia. Ia termasuk barisan sahabat yang tidak hanya mengangkat pedang, tetapi juga menyampaikan dakwah dengan hujjah yang jelas dan akhlak yang mulia.
Keberaniannya bukan didorong ambisi dunia, melainkan keyakinan bahwa Islam adalah rahmat dan keadilan bagi seluruh manusia. Inilah ruh yang menghidupkan futūḥāt Islāmiyyah pada masa Khulafā’ Rāsyidīn.
Keteladanan Ar-Rabi‘ bin ‘Āmir رضي الله عنه
Dari sosok Ar-Rabi‘ bin ‘Āmir رضي الله عنه, umat Islam dapat mengambil banyak pelajaran penting, di antaranya:
-
Kemurnian tauhid sebagai fondasi dakwah dan perjuangan.
-
Keberanian menyampaikan kebenaran tanpa takut kepada kekuasaan dunia.
-
Kesederhanaan hidup meski berada di tengah kemenangan dan kejayaan.
-
Pemahaman Islam sebagai risalah pembebasan, bukan penindasan.
Penutup
Ar-Rabi‘ bin ‘Āmir رضي الله عنه adalah teladan nyata bahwa kekuatan sejati umat Islam terletak pada aqidah yang lurus, keikhlasan, dan keberanian menyampaikan kebenaran. Namanya mungkin tidak sepopuler sebagian tokoh lain, tetapi jejak dakwah dan keteladanannya abadi dalam sejarah Islam.
Semoga Allah ﷻ meridhai Ar-Rabi‘ bin ‘Āmir رضي الله عنه dan menjadikan kisah hidupnya sebagai inspirasi bagi kaum Muslimin dalam menegakkan tauhid dan keadilan di setiap zaman.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|



