Pendahuluan
An-Nu‘mān bin Basyīr رضي الله عنه adalah salah satu sahabat Nabi ﷺ yang terkenal dengan keadilannya, ketakwaannya, dan perannya sebagai perawi hadits. Beliau merupakan anak pertama dari kalangan Anshar yang lahir setelah hijrah, dan menjadi bagian penting dalam masyarakat Madinah pada masa Rasulullah ﷺ dan generasi setelahnya.
Nasab dan Latar Belakang
Nama lengkapnya adalah An-Nu‘mān bin Basyīr bin Sa‘d Al-Anṣārī رضي الله عنهما, berasal dari suku Khazraj, salah satu suku besar di Madinah. Ayahnya adalah Basyīr bin Sa‘d رضي الله عنه, salah seorang sahabat mulia, dan ibunya adalah ‘Amrah binti Rawāhah رضي الله عنها.
Beliau lahir di Madinah setelah hijrah, sehingga disebut sebagai anak pertama kaum Anshar yang lahir dalam Islam. Sejak kecil ia tumbuh dalam lingkungan iman dan keberkahan, serta dekat dengan para sahabat Rasulullah ﷺ.
Keutamaan dan Kedekatannya dengan Rasulullah ﷺ
An-Nu‘mān bin Basyīr رضي الله عنه termasuk sahabat yang rajin menghadiri majelis Rasulullah ﷺ. Ia menerima banyak hadits langsung dari Nabi ﷺ dan turut meriwayatkan hadits-hadits penting dalam masalah iman, keadilan, dan hati.
Di antara hadits terkenal yang diriwayatkannya adalah sabda Rasulullah ﷺ:
إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا أُمُورٌ مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara syubhat yang tidak diketahui banyak orang. Barang siapa menjauhi syubhat, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya.” (HR. Al-Bukhārī dan Muslim, dari An-Nu‘mān bin Basyīr رضي الله عنه)
Hadits ini menjadi fondasi penting dalam fiqih dan akhlak Islam, menunjukkan betapa besar kontribusi beliau dalam menjaga ajaran Rasulullah ﷺ.
Kisah tentang Keadilan
Suatu hari ayahnya, Basyīr bin Sa‘d رضي الله عنه, ingin memberikan hadiah khusus kepada An-Nu‘mān tanpa memberi yang sama kepada anak-anaknya yang lain. Ibunya meminta agar Rasulullah ﷺ dijadikan saksi.
Ketika hal itu disampaikan kepada Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:
أَكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَ مِثْلَهُ؟
Basyīr menjawab, “Tidak.”
Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
فَلَا تُشْهِدْنِي إِذًا، فَإِنِّي لَا أَشْهَدُ عَلَى جَوْرٍ
“Kalau begitu jangan jadikan aku sebagai saksi, karena aku tidak bersaksi atas ketidakadilan.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bagaimana An-Nu‘mān رضي الله عنه menjadi penghubung penting dalam penegakan prinsip keadilan dalam keluarga dan masyarakat.
Peran dalam Pemerintahan Kaum Muslimin
Setelah Rasulullah ﷺ wafat, An-Nu‘mān bin Basyīr رضي الله عنه berperan dalam beberapa jabatan pemerintahan:
-
Ia pernah menjadi gubernur di Kufah pada masa Mu‘āwiyah رضي الله عنه.
-
Menjadi qādhi (hakim) karena kejujuran dan kecerdasannya.
-
Aktif menjadi juru khutbah yang memberikan nasihat kepada masyarakat.
Meski berada dalam masa yang penuh fitnah politik, ia tetap berusaha menjaga keadilan dan menasihati umat agar menjauhi konflik.
Kehidupan Zuhud dan Nasihatnya
An-Nu‘mān رضي الله عنه dikenal sebagai pribadi yang lembut dan ahli ibadah. Ia banyak memberi nasihat tentang kesucian hati, sebagaimana dalam haditsnya yang terkenal:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik maka seluruh tubuh baik, dan jika ia rusak maka seluruh tubuh rusak. Ketahuilah, itulah hati.” (HR. Al-Bukhārī dan Muslim)
Hadits ini menjadi prinsip dasar dalam tazkiyatun nafs dan pendidikan akhlak umat Islam.
Wafatnya An-Nu‘mān bin Basyīr رضي الله عنه
Beliau wafat pada tahun 65 H dalam peristiwa Dahis, yaitu ketika terjadi kegoncangan politik pada masa awal pemerintahan Umawiyah. Namun meski hidup dalam masa fitnah, nama beliau tetap harum sebagai sahabat yang adil dan jujur.
Teladan dari An-Nu‘mān bin Basyīr رضي الله عنه
-
Menjaga keadilan, terutama dalam keluarga.
-
Menjaga hati sebagai pusat iman dan amal.
-
Keseriusan dalam belajar dan meriwayatkan hadits.
-
Kecerdikan dalam memimpin dan memberi nasihat kepada umat.
Penutup
An-Nu‘mān bin Basyīr رضي الله عنه adalah sahabat yang mulia, perawi hadits yang terpercaya, dan teladan dalam keadilan. Melalui hadits-haditsnya, umat Islam belajar tentang kejujuran, kesucian hati, dan pentingnya menjauhi perkara syubhat.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|



