Pendahuluan
Amr bin Al-‘Āsh رضي الله عنه adalah salah satu sahabat besar Rasulullah ﷺ yang dikenal sebagai panglima perang, negarawan ulung, dan penakluk Mesir. Kecerdasan, kecermatan strategi, serta keteguhan imannya menjadikan beliau tokoh penting dalam fase konsolidasi dan perluasan wilayah Islam pada masa Khulafā’ Rāsyidīn.
Nasab dan Kehidupan Awal
Beliau adalah Amr bin Al-‘Āsh bin Wā’il As-Sahmi Al-Qurasyi. Sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai diplomat Quraisy yang cerdas dan fasih berbicara. Bahkan, ia pernah diutus ke Habasyah untuk membujuk Raja Najasyi agar mengusir kaum Muslimin.
Namun, Allah ﷻ membukakan hatinya kepada Islam menjelang Fathu Makkah. Ia masuk Islam bersama Khalid bin Walid رضي الله عنه dan Utsman bin Thalhah رضي الله عنه.
Masuk Islam dan Kedudukannya di Sisi Rasulullah ﷺ
Amr bin Al-‘Āsh رضي الله عنه memeluk Islam dengan penuh kesadaran dan keyakinan. Setelah masuk Islam, Rasulullah ﷺ memberikan kepercayaan besar kepadanya dalam berbagai urusan penting.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu ‘Utsman An-Nahdi dari Amr bin Al-‘Āsh رضي الله عنه, beliau berkata:
إِنَّ اللَّهَ قَذَفَ فِي قَلْبِي الْإِسْلَامَ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ فَقُلْتُ ابْسُطْ يَمِينَكَ فَلِأُبَايِعْكَ، فَبَسَطَ يَمِينَهُ، قَالَ فَقَبَضْتُ يَدِي، قَالَ مَا لَكَ يَا عَمْرُ؟ قُلْتُ أُرِيدُ أَنْ أَشْتَرِطَ، قَالَ تَشْتَرِطُ بِمَاذَا؟ قُلْتُ أَنْ يُغْفَرَ لِي، قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الْإِسْلَامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ
“Sesungguhnya Allah ﷻ meletakkan Islam ke dalam hatiku, lalu aku mendatangi Nabi ﷺ dan berkata: ‘Bentangkan tangan kananmu agar aku berbaiat.’ Ketika beliau membentangkan tangannya, aku menarik tanganku kembali. Beliau bersabda: ‘Ada apa wahai Amr?’ Aku berkata: ‘Aku ingin mengajukan syarat.’ Beliau bersabda: ‘Syarat apa?’ Aku berkata: ‘Agar dosaku diampuni.’ Beliau bersabda: ‘Tidakkah engkau tahu bahwa Islam menghapus dosa-dosa sebelumnya?’” (HR. Muslim)
Kepemimpinan Militer dan Politik
Rasulullah ﷺ menunjuk Amr bin Al-‘Āsh رضي الله عنه sebagai pemimpin dalam beberapa ekspedisi, di antaranya Perang Dzātus Salāsil, di mana beliau memimpin pasukan yang di dalamnya terdapat sahabat-sahabat besar.
Pada masa Khalifah Abu Bakr Ash-Shiddiq رضي الله عنه dan Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه, peran Amr bin Al-‘Āsh semakin besar, khususnya dalam penaklukan wilayah Syam dan Mesir.
Penaklukan Mesir
Salah satu jasa terbesar Amr bin Al-‘Āsh رضي الله عنه adalah penaklukan Mesir pada masa Khalifah Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه. Dengan strategi yang matang dan pendekatan yang bijak kepada penduduk setempat, Mesir berhasil dibebaskan dari kekuasaan Romawi.
Penaklukan ini bukan sekadar ekspansi wilayah, tetapi juga membuka jalan bagi tersebarnya Islam dan keadilan syariat di Mesir. Amr bin Al-‘Āsh kemudian diangkat sebagai gubernur Mesir dan memimpin dengan kebijakan yang tegas namun adil.
Kecerdasan dan Kebijaksanaan
Amr bin Al-‘Āsh رضي الله عنه dikenal sangat cerdas dan bijak dalam mengambil keputusan. Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه pernah memujinya karena kecakapannya dalam mengelola urusan negara dan rakyat.
Kecerdasan ini tidak ia gunakan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kemaslahatan umat dan kejayaan Islam.
Wafatnya Amr bin Al-‘Āsh رضي الله عنه
Menjelang wafatnya, Amr bin Al-‘Āsh رضي الله عنه menunjukkan ketawadhuan dan rasa takut kepada Allah ﷻ. Ia menangis dan mengingat masa lalunya sebelum Islam, lalu berharap rahmat Allah ﷻ atas keislamannya.
Beliau wafat pada tahun 43 H di Mesir dan meninggalkan warisan besar berupa jasa, kepemimpinan, dan keteladanan bagi umat Islam sepanjang masa.
Keteladanan dan Pelajaran
Dari sosok Amr bin Al-‘Āsh رضي الله عنه, umat Islam belajar bahwa:
-
Islam mampu mengubah musuh menjadi pembela kebenaran.
-
Kecerdasan dan strategi harus diabdikan untuk agama.
-
Kepemimpinan yang kuat harus disertai rasa takut kepada Allah ﷻ.
-
Jasa besar tidak menghalangi seseorang untuk tetap tawadhu di akhir hayat.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


