Al-Muhājir bin Abī Umayyah رضي الله عنه

Pendahuluan

Al-Muhājir bin Abī Umayyah رضي الله عنه adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang memiliki peran penting dalam fase Khulafā’ Rāsyidīn, khususnya dalam misi dakwah, diplomasi, dan penegakan syariat di wilayah Yaman. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas dalam tauhid, setia kepada Islam, dan berani dalam menunaikan amanah yang diberikan oleh Rasulullah ﷺ dan para khalifah setelah beliau.


Nasab dan Latar Belakang

Al-Muhājir bin Abī Umayyah رضي الله عنه adalah putra dari Abū Umayyah al-Makhzūmī, salah satu tokoh Quraisy. Ia juga merupakan saudara seibu dari Ummul Mukminin Ummu Salamah رضي الله عنها. Kekerabatan ini semakin menguatkan kedudukannya di tengah kaum Muslimin, namun kemuliaannya bukan karena nasab, melainkan karena keimanannya dan pengabdiannya kepada Islam.

Ia termasuk sahabat yang masuk Islam dan berhijrah, serta menyertai Rasulullah ﷺ dalam berbagai fase penting dakwah.


Kedekatan dengan Rasulullah ﷺ

Al-Muhājir bin Abī Umayyah رضي الله عنه termasuk sahabat yang dipercaya oleh Rasulullah ﷺ untuk menjalankan misi-misi penting. Salah satu amanah besar yang diberikan kepadanya adalah tugas dakwah dan kepemimpinan di wilayah Yaman, khususnya menghadapi fitnah nabi palsu Al-Aswad Al-‘Ansi.

Rasulullah ﷺ mengutusnya bersama Mu‘ādz bin Jabal رضي الله عنه dan Abū Mūsā Al-Asy‘arī رضي الله عنه untuk mengajarkan Islam, menegakkan tauhid, dan mengokohkan syariat di Yaman.


Peran dalam Memerangi Al-Aswad Al-‘Ansi

Salah satu peran paling menonjol dari Al-Muhājir bin Abī Umayyah رضي الله عنه adalah keterlibatannya dalam memerangi Al-Aswad Al-‘Ansi, seorang pendusta yang mengaku nabi di Yaman pada akhir masa hidup Rasulullah ﷺ.

Dengan keberanian dan keteguhan iman, Al-Muhājir رضي الله عنه memimpin kaum Muslimin di Yaman untuk melawan fitnah besar ini hingga akhirnya Al-Aswad Al-‘Ansi berhasil ditumpas. Peristiwa ini menjadi salah satu bukti nyata penjagaan Allah ﷻ terhadap agama-Nya melalui para sahabat Nabi ﷺ.

Allah ﷻ berfirman:

وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ

“Dan Allah akan memelihara engkau dari (gangguan) manusia.” (QS. Al-Mā’idah: 67)

Ayat ini menjadi penghibur dan peneguh bagi Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya dalam menghadapi berbagai fitnah dan ancaman terhadap agama Islam.


Keteguhan di Masa Khulafā’ Rāsyidīn

Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, Al-Muhājir bin Abī Umayyah رضي الله عنه tetap istiqamah di atas Islam dan mendukung penuh kepemimpinan Abū Bakr Ash-Shiddīq رضي الله عنه dalam memerangi kaum murtad dan para nabi palsu.

Ia juga berperan dalam konsolidasi wilayah Islam, menjaga stabilitas aqidah umat, serta menegakkan hukum Allah ﷻ dengan penuh amanah. Keteladanannya mencerminkan karakter sahabat sejati: taat kepada pemimpin Muslim, kokoh dalam iman, dan lembut terhadap kaum beriman.


Akhlak dan Kepribadian

Al-Muhājir bin Abī Umayyah رضي الله عنه dikenal sebagai pribadi yang:

  • Tegas dalam menjaga tauhid

  • Berani dalam membela kebenaran

  • Amanah dalam menjalankan tugas

  • Taat kepada Rasulullah ﷺ dan para khalifah

Ia tidak mencari popularitas, melainkan ridha Allah ﷻ. Inilah ciri khas generasi sahabat yang dibina langsung oleh Rasulullah ﷺ.


Wafat

Al-Muhājir bin Abī Umayyah رضي الله عنه wafat pada masa kekhalifahan ‘Umar bin Al-Khaththāb رضي الله عنه menurut sebagian riwayat. Ia meninggalkan jejak keteladanan dalam dakwah, jihad, dan pengabdian kepada Islam.


Penutup

Kisah Al-Muhājir bin Abī Umayyah رضي الله عنه mengajarkan kepada kita bahwa kejayaan Islam dibangun di atas keimanan yang lurus, keberanian menegakkan kebenaran, dan ketaatan kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ. Ia adalah teladan bagi para da’i, pemimpin, dan kaum Muslimin dalam menghadapi fitnah serta menjaga kemurnian agama.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top