Pendahuluan
Majelis ilmu adalah taman-taman surga di dunia. Di sanalah seorang Muslim mendapatkan hidayah, memperbaiki akhlak, dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Menghadiri majelis ilmu bukan sekadar duduk dan mendengar, tetapi memiliki adab-adab yang harus diperhatikan agar ilmu yang diterima menjadi berkah. Artikel ini membahas adab menghadiri majelis ilmu berdasarkan dalil-dalil yang shahih serta relevansinya dalam kehidupan modern.
Keutamaan Majelis Ilmu
Allah ﷻ berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (Al-Mujādalah: 11)
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah Allah, membaca Kitab Allah dan mempelajarinya, melainkan ketenangan turun kepada mereka.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
Ayat dan hadits ini menunjukkan tingginya kedudukan majelis ilmu.
Adab Menghadiri Majelis Ilmu
1. Meluruskan Niat
Menghadiri majelis ilmu harus diniatkan untuk mencari ridha Allah ﷻ, bukan untuk popularitas, debat, atau pamer pengetahuan.
Niat adalah fondasi diterimanya amalan.
2. Datang Lebih Awal
Datang lebih awal termasuk adab menghargai ilmu dan guru. Orang yang datang awal berpotensi mendapatkan tempat terbaik dan mempersiapkan hati untuk menerima ilmu.
Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا
“Sebaik-baik saf lelaki adalah yang paling depan.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
Walau hadits ini tentang shalat, namun adab mendekat ke depan juga berlaku dalam majelis ilmu.
3. Duduk dengan Tenang dan Sopan
Duduk yang sopan menunjukkan penghormatan terhadap ilmu.
Dalam hadits ketika Jibril datang kepada Nabi ﷺ:
فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ
“…lalu ia menempelkan lututnya kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas pahanya.” (HR. Muslim, dari Umar bin Khaththab رضي الله عنه)
Ini menunjukkan adab duduk ketika menuntut ilmu: fokus, penuh perhatian, dan tidak menyandar malas-malesan.
4. Tidak Mengobrol dan Tidak Mengganggu
Mengobrol saat kajian berlangsung mengganggu jamaah dan menunjukkan kurangnya adab terhadap ilmu.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
“Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. At-Tirmidzi; shahih menurut Al-Albani)
Obrolan yang tidak perlu adalah bagian dari hal yang tidak bermanfaat.
5. Fokus Mendengarkan dan Tidak Menyela
Salah satu adab utama majelis ilmu adalah mendengarkan dengan baik.
Allah ﷻ berfirman:
فَبَشِّرْ عِبَادِ * الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ
“Sampaikanlah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik darinya.” (Az-Zumar: 17–18)
Mendengar dengan baik adalah syarat utama mendapatkan manfaat dari ilmu.
6. Tidak Menyela atau Memotong Ucapan Ustadz
Jika ingin bertanya, tunggu waktu yang diberikan. Tidak memotong pembicaraan adalah adab yang sangat ditekankan.
7. Mencatat Ilmu
Mencatat membantu menjaga ilmu agar tidak hilang.
Sebagian ulama berkata:
“Ilmu itu bagaikan binatang buruan, sedangkan tulisan adalah tali pengikatnya.”
8. Menghormati Ustadz dan Tidak Mengangkat Suara
Mengangkat suara di majelis ilmu atau di hadapan ustadz termasuk adab buruk yang dilarang.
Allah ﷻ berfirman:
لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ
“Janganlah kalian meninggikan suara di atas suara Nabi.” (Al-Ḥujurāt: 2)
Ayat ini berlaku kepada para ulama sebagai pewaris Nabi dalam konteks adab.
9. Menghadiri Majelis Ilmu Secara Rutin
Rutin menghadiri kajian akan menumbuhkan istiqamah dalam belajar agama.
10. Mengamalkan Ilmu yang Dipelajari
Tujuan utama menghadiri majelis ilmu adalah mengamalkan ilmu.
Rasulullah ﷺ bersabda:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.” (HR. Muslim, dari Zaid bin Arqam رضي الله عنه)
Ilmu disebut bermanfaat jika diamalkan.
Adab Menghadiri Majelis Ilmu di Era Modern
1. Mematikan atau Menonaktifkan Suara HP
Agar tidak mengganggu jalannya kajian.
2. Tidak Merekam Tanpa Izin
Merekam materi ustadz tanpa izin dapat melanggar hak privasi atau hak cipta.
3. Tidak Menyebarkan Klip Kajian Secara Terpotong
Potongan pendek dapat menimbulkan fitnah atau salah paham.
4. Menjaga Komentar di Media Sosial
Adab majelis ilmu juga berlaku pada kajian online:
— tidak mencela,
— tidak debat kusir,
— tidak menyinggung ustadz atau jamaah lain.
Kesimpulan
Menghadiri majelis ilmu adalah ibadah mulia yang memiliki adab-adab khusus. Dari meluruskan niat, datang lebih awal, duduk dengan sopan, mendengarkan dengan penuh perhatian, hingga mengamalkan ilmu. Adab ini menjaga kehormatan ilmu dan membuat majelis ilmu benar-benar menjadi taman surga di dunia. Dengan menerapkan adab-adab tersebut, seorang Muslim akan mendapatkan manfaat ilmu yang lebih besar dan keberkahan dari Allah ﷻ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|

