Abu Sufyān bin Harb رضي الله عنه

Pendahuluan

Abu Sufyān bin Harb رضي الله عنه adalah salah satu tokoh besar Quraisy yang awalnya termasuk penentang utama dakwah Nabi Muhammad ﷺ. Namun, setelah hidayah Allah ﷻ menyentuh hatinya, ia menjadi seorang Muslim yang teguh dan memberikan kontribusi besar bagi umat. Perjalanannya dari seorang musuh Islam menjadi pembela Islam menjadi teladan bahwa hidayah adalah milik Allah ﷻ semata.


Nasab dan Latar Belakang

Abu Sufyān bernama lengkap Shakhr bin Harb bin Umayyah, seorang bangsawan terkemuka dari Bani Umayyah. Ia adalah pemimpin Quraisy setelah kematian Abu Jahal, dan memiliki kedudukan politik yang sangat kuat di Makkah.

Sebelum masuk Islam, ia memimpin beberapa peperangan melawan kaum Muslimin, termasuk Perang Uhud dan Perang Khandaq.


Masuk Islam Menjelang Fathu Makkah

Hidayah datang kepadanya menjelang Fathu Makkah. Riwayat yang terkenal mengatakan bahwa Allah ﷻ melapangkan dadanya untuk menerima Islam setelah ia mempertimbangkan kebenaran Rasulullah ﷺ yang tidak pernah berubah sejak awal kerasulan.

Ketika ia menyatakan keislamannya, Rasulullah ﷺ memuliakannya dan menjadikan rumahnya sebagai salah satu tempat perlindungan pada hari pembebasan Makkah.


Keutamaan Abu Sufyān رضي الله عنه

Setelah masuk Islam, ia menunjukkan kesungguhan yang besar. Ia ikut berperang bersama Nabi ﷺ dan kaum Muslimin pada Perang Hunain serta Perang Taif.

1. Jaminan keselamatan bagi siapa yang masuk rumah Abu Sufyān

Pada hari Fathu Makkah, Rasulullah ﷺ bersabda:

دخل رسول الله ﷺ مكة يوم الفتح فأمر منادياً فنادى: من دخل دار أبي سفيان فهو آمن

“Rasulullah ﷺ masuk Makkah pada hari Fathu Makkah, lalu memerintahkan seorang penyeru untuk mengumumkan: ‘Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyān, maka ia aman.’” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah رضي الله عنه)

Kemuliaan ini menunjukkan kedudukan Abu Sufyān setelah ia masuk Islam.


2. Kesungguhan Abu Sufyān dalam jihad

Ia turut serta dalam jihad setelah masuk Islam. Matanya pernah terluka parah dalam Perang Yarmuk, menunjukkan keikhlasannya setelah memeluk Islam.


Perannya Setelah Wafat Nabi ﷺ

Abu Sufyān terus setia berada dalam barisan kaum Muslimin. Anak-anaknya juga menjadi tokoh penting, seperti Mu‘āwiyah رضي الله عنه yang kelak menjadi Khalifah.

Ia senantiasa menjadi bagian dari umat yang menjaga stabilitas dan kekuatan Islam pada masa awal Khilafah Rasyidah.


Wafatnya

Abu Sufyān رضي الله عنه wafat pada tahun 31 H di usia lanjut. Ia meninggalkan warisan keteladanan dalam menerima kebenaran dan meninggalkan permusuhan demi hidayah Allah ﷻ.


Pelajaran Berharga dari Abu Sufyān bin Harb رضي الله عنه

1. Hidayah adalah milik Allah ﷻ

Seseorang yang dulunya musuh Islam dapat menjadi pembelanya yang paling setia.

2. Kemuliaan bukan milik masa lalu, tetapi akhir hidup seseorang

Abu Sufyān meraih kemuliaan karena penutup perjalanan hidupnya dipenuhi iman.

3. Jangan meremehkan potensi perubahan seseorang

Siapa pun dapat berubah jika Allah ﷻ menghendaki.


Kesimpulan

Abu Sufyān bin Harb رضي الله عنه adalah simbol perubahan besar dalam sejarah Islam. Dari musuh utama dakwah menjadi salah satu pembela Islam, ia menunjukkan bahwa hati manusia berada di tangan Allah ﷻ. Kisahnya mengajarkan tentang perjuangan, keteguhan, dan pentingnya menutup hidup dengan iman.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top