Teladan Para Sahabat dalam Zuhud dan Qana’ah
Zuhud dan qana’ah adalah dua sifat agung yang sangat ditekankan dalam Islam. Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat di akhirat, sedangkan qana’ah adalah menerima dengan lapang dada atas apa yang telah Allah ﷻ karuniakan. Di antara sahabat yang menjadi teladan dalam dua sifat ini adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه.
Abu Bakar: Sosok Kaya yang Zuhud
Abu Bakar رضي الله عنه dikenal sebagai seorang pedagang sukses yang memiliki banyak harta sebelum masuk Islam. Namun, setelah menerima dakwah Rasulullah ﷺ, beliau menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah ﷻ. Dalam peristiwa Tabuk, beliau menyerahkan semua kekayaannya kepada Rasulullah ﷺ.
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab رضي الله عنه, ia berkata:
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَوْمًا أَنْ نَتَصَدَّقَ، فَوَافَقَ ذَلِكَ مَالًا عِنْدِي، فَقُلْتُ: الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ، إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا، فَجِئْتُ بِنِصْفِ مَالِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟ قُلْتُ: مِثْلَهُ، وَأَتَى أَبُو بَكْرٍ بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟ قَالَ: أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
“Suatu hari Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk bersedekah. Maka aku datang membawa separuh hartaku dan berkata, ‘Hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar, jika ada hari di mana aku bisa mengalahkannya.’ Rasulullah ﷺ bertanya, ‘Apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Aku jawab, ‘Sebanyak itu pula.’ Lalu datanglah Abu Bakar membawa seluruh hartanya. Rasulullah ﷺ bertanya, ‘Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Aku tinggalkan Allah dan Rasul-Nya.’” (HR. Abu Dawud, no. 1678. Syaikh Al-Albani mengatakan: hasan shahih)
Inilah puncak zuhud yang sesungguhnya: hati tidak bergantung pada dunia walaupun tangan memilikinya.
Qana’ah: Keteguhan Hati Abu Bakar رضي الله عنه
Setelah Rasulullah ﷺ wafat, Abu Bakar رضي الله عنه diangkat menjadi khalifah. Namun, ia tetap hidup dalam kesederhanaan. Dalam masa khilafahnya, ia tetap berdagang di pasar dan hanya menerima gaji dari baitul mal setelah dinasihati para sahabat.
Ketika menjelang wafat, ia berwasiat agar sisa gaji dari baitul mal dikembalikan, dan tidak disimpan untuk keluarganya. Sungguh qana’ah luar biasa, tidak tergiur kedudukan maupun kekayaan.
قال الله ﷻ:
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًۭا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌۭ وَأَبْقَىٰ
“Dan janganlah engkau tujukan pandanganmu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.” (Ṭāhā: 131)
Zuhud dan Qana’ah: Bukan Miskin, Tapi Hati Tak Tergantung Dunia
Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sama sekali, tapi meletakkannya di tangan, bukan di hati. Abu Bakar رضي الله عنه adalah contoh terbaik: ia menggunakan harta untuk akhirat, dan tidak pernah mencintainya melebihi kecintaannya kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ… وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ
“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya… tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan.” (HR. Tirmidzi, no. 2417. Syaikh Al-Albani mengatakan: shahih)
Penutup
Zuhud dan qana’ah bukan milik orang miskin saja. Justru sahabat-sahabat terkaya seperti Abu Bakar رضي الله عنه-lah yang paling sempurna sifat ini. Mereka tidak dikuasai oleh dunia, tapi justru menguasai dunia dengan iman dan pengorbanan.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|