Pentingnya Memperbarui Iman
Iman seorang Muslim dapat naik dan turun, tergantung pada ketaatan dan kemaksiatan yang dilakukan. Oleh karena itu, memperbarui iman (tajdidul iman) adalah sebuah keharusan agar hati tetap hidup dan terhindar dari kelemahan iman. Rasulullah ﷺ bersabda:
جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا قَالَ أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Perbaruilah iman kalian.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana cara memperbarui iman kami?” Beliau bersabda, “Perbanyaklah mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’.” (HR. Ahmad no. 15084, hasan menurut Syaikh Al-Albani)
Iman tidak cukup hanya diyakini di hati, tetapi juga harus terjaga dengan amal shalih, dzikir, dan taat kepada Allah ﷻ.
Iman Bertambah dan Berkurang
Iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Allah ﷻ berfirman:
لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ
“Agar mereka bertambah imannya di atas keimanan mereka.” (QS. Al-Fath: 4)
Ayat ini menunjukkan bahwa iman bukanlah sesuatu yang statis. Hati seorang Muslim memerlukan perawatan agar tetap bersih dari keraguan, penyakit hati, dan godaan syaitan.
Cara Memperbarui Iman
1. Memperbanyak Dzikir dan Mengucapkan Laa ilaaha illallah
Ucapan tauhid adalah kalimat yang dapat menghidupkan kembali iman di hati. Dengan memperbanyak dzikir ini, seorang Muslim mengingatkan dirinya tentang keesaan Allah ﷻ.
2. Membaca dan Mentadabburi Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah cahaya bagi hati. Membaca, memahami, dan mengamalkan kandungannya adalah cara terbaik untuk menguatkan iman.
3. Meningkatkan Amal Shalih
Ibadah seperti shalat, puasa, sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar adalah bukti nyata keimanan yang dapat memperkuat hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya.
4. Menjauhi Maksiat
Maksiat dapat menggelapkan hati dan mengikis iman. Oleh karena itu, menjaga diri dari dosa besar dan kecil adalah bagian dari tajdidul iman.
Muhasabah Sebagai Sarana Tajdidul Iman
Muhasabah atau introspeksi diri adalah cara efektif untuk memperbarui iman. Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa seorang mukmin akan selalu merasa takut amalnya tidak diterima dan senantiasa memperbaiki diri.
Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Penutup
Tajdidul iman adalah kebutuhan setiap Muslim. Dengan dzikir, amal shalih, menjauhi maksiat, dan selalu bermuhasabah, iman akan tetap hidup di dalam hati. Seorang mukmin harus selalu sadar bahwa kekuatan iman adalah kunci keselamatan di dunia dan akhirat.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|