Rasulullah Muhammad ﷺ

Pendahuluan

Rasulullah Muhammad ﷺ adalah manusia terbaik yang diutus oleh Allah ﷻ untuk membawa petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam. Beliau bukan hanya seorang nabi dan rasul terakhir, tetapi juga pemimpin, pendidik, panglima, dan teladan sempurna bagi umat manusia. Kehidupan beliau menjadi cerminan nyata dari ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Nasab dan Kelahiran Rasulullah ﷺ

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka‘b bin Lu’ayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma‘ad bin Adnan.

Beliau ﷺ dilahirkan di Makkah Al-Mukarramah pada hari Senin, tanggal 12 Rabi‘ul Awwal Tahun Gajah (570 Masehi). Ayah beliau, Abdullah, wafat ketika beliau masih dalam kandungan, dan ibunya, Aminah binti Wahb, wafat saat beliau berusia enam tahun. Sejak kecil, Rasulullah ﷺ tumbuh dalam asuhan penuh kasih dari kakeknya Abdul Muththalib, kemudian pamannya Abu Thalib.

Masa Muda dan Sifat Mulia

Sebelum diangkat menjadi nabi, Muhammad ﷺ dikenal oleh masyarakat Quraisy dengan julukan Al-Amīn (yang terpercaya) karena kejujuran dan amanahnya. Beliau bekerja sebagai pedagang dengan sifat jujur, santun, dan penuh akhlak mulia.

Allah ﷻ berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)

Diangkat Menjadi Nabi dan Rasul

Pada usia 40 tahun, ketika beliau ber-tahannuts (menyendiri untuk beribadah) di Gua Hira, Allah ﷻ mengutus Malaikat Jibril membawa wahyu pertama:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-‘Alaq: 1–5)

Sejak saat itu, beliau ﷺ memulai dakwah menyeru manusia kepada tauhid dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan.

Dakwah di Makkah dan Ujian Berat

Selama 13 tahun di Makkah, Rasulullah ﷺ berdakwah dengan penuh kesabaran meski menghadapi cemoohan, siksaan, dan penentangan dari kaum Quraisy. Beliau tetap tegar karena yakin dengan janji Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

“Maka sampaikanlah secara terang-terangan apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Al-Hijr: 94)

Beliau ﷺ senantiasa menyeru manusia dengan hikmah, kelembutan, dan kasih sayang. Banyak sahabat yang memeluk Islam karena melihat kejujuran dan akhlak beliau, seperti Abu Bakr رضي الله عنه, Ali رضي الله عنه, dan Khadijah رضي الله عنها.

Hijrah ke Madinah dan Pembentukan Umat

Ketika tekanan di Makkah semakin berat, Allah ﷻ memerintahkan beliau ﷺ untuk hijrah ke Madinah. Hijrah ini menjadi titik balik dakwah Islam — dari dakwah sembunyi menjadi kekuatan umat yang berdaulat.

Di Madinah, Rasulullah ﷺ membangun masjid sebagai pusat ibadah dan ilmu, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, serta menetapkan Piagam Madinah sebagai dasar kehidupan sosial dan politik yang adil.

Peperangan dan Ketegasan dalam Kebenaran

Selama di Madinah, Rasulullah ﷺ memimpin beberapa peperangan besar, seperti Perang Badar, Uhud, dan Khandaq, dengan semangat jihad dan keikhlasan. Beliau tidak pernah berperang demi kekuasaan, melainkan demi menegakkan kalimat Allah ﷻ.

Dalam Perang Badar, Allah ﷻ menurunkan pertolongan kepada kaum Muslimin:

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Sungguh, Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur.” (Āli ‘Imrān: 123)

Fathul Makkah dan Kesempurnaan Islam

Pada tahun ke-8 Hijriah, Rasulullah ﷺ bersama 10.000 pasukan kaum Muslimin berhasil menaklukkan Makkah tanpa pertumpahan darah besar. Beliau ﷺ memaafkan seluruh musuh-musuhnya dan membersihkan Ka‘bah dari berhala.

Dalam Haji Wada‘, beliau ﷺ menyampaikan khutbah yang menjadi warisan hukum dan akhlak abadi umat Islam:

“Wahai manusia, sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah suci sebagaimana sucinya hari ini di bulan ini di negeri ini…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Umar رضي الله عنهما).

Setelah sempurna risalah Islam, Allah ﷻ menurunkan ayat penutup:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Aku ridai Islam menjadi agamamu.” (Al-Mā’idah: 3)

Wafat Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ wafat pada hari Senin, 12 Rabi‘ul Awwal tahun 11 Hijriah, di usia 63 tahun. Beliau dimakamkan di kamar Aisyah رضي الله عنها, di Masjid Nabawi, Madinah. Umat Islam kehilangan sosok paling mulia yang pernah hidup di muka bumi, tetapi risalah dan teladan beliau tetap abadi.

Teladan Abadi Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ adalah teladan dalam seluruh aspek kehidupan: sebagai suami yang lembut, pemimpin yang adil, guru yang bijaksana, dan hamba yang paling taat kepada Allah ﷻ.

Allah ﷻ menegaskan:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzāb: 21)

Penutup

Rasulullah Muhammad ﷺ adalah cahaya yang menerangi kegelapan dunia. Beliau membawa manusia dari kesyirikan menuju tauhid, dari kebodohan menuju ilmu, dan dari kehancuran menuju keselamatan. Siapa pun yang mengikuti ajarannya dengan ikhlas akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top