Pendahuluan
Setiap manusia pasti menghadapi ujian dan tantangan dalam hidup. Namun, tidak semua orang mampu menghadapi cobaan dengan hati yang tenang. Banyak yang merasa cemas, khawatir, dan takut akan masa depan. Islam mengajarkan bahwa tawakal adalah kunci untuk membersihkan hati dari kecemasan dan menumbuhkan ketenangan jiwa.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah sebagai penolongnya.” (QS. At-Talaq: 3)
Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah ﷻ akan mendapatkan kecukupan dan ketenangan hati.
Apa Itu Tawakal?
Secara bahasa, tawakal berasal dari kata التَّوَكُّل yang berarti menyerahkan urusan kepada pihak lain dengan penuh kepercayaan. Dalam Islam, tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah ﷻ setelah berusaha dengan maksimal.
Dari Umar bin Khattab رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى ٱللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ ٱلطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi, no. 2344; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bahwa tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi tetap berusaha sambil meyakini bahwa Allah ﷻ yang mengatur hasilnya.
Mengapa Tawakal Penting dalam Membersihkan Hati dari Kecemasan?
1. Tawakal Membuat Hati Tenang dan Tidak Mudah Gelisah
Kecemasan sering kali muncul karena seseorang terlalu bergantung pada usaha dan hasil duniawi. Padahal, segala sesuatu yang terjadi sudah ditetapkan oleh Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambah iman mereka, dan kepada Tuhan mereka bertawakal.” (QS. Al-Anfal: 2)
Orang yang bertawakal tidak akan mudah khawatir terhadap masa depan karena ia yakin bahwa segala sesuatu ada dalam genggaman Allah ﷻ.
2. Tawakal Mengajarkan Seseorang untuk Tidak Bergantung pada Manusia
Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ ٱللَّهَ، وَإِذَا ٱسْتَعَنْتَ فَٱسْتَعِنْ بِٱللَّهِ
“Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, no. 2516; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini mengajarkan bahwa ketergantungan kepada manusia sering kali menimbulkan kekecewaan, sedangkan ketergantungan kepada Allah ﷻ akan membawa ketenangan hati.
3. Tawakal Membantu Seseorang Ikhlas Menerima Takdir
Seseorang yang bertawakal akan lebih mudah menerima kenyataan hidup, baik itu berupa kesuksesan maupun kegagalan. Dari Sa’d bin Abi Waqqash رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
وَٱعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ
“Ketahuilah, sesuatu yang meleset darimu tidak akan menimpamu, dan sesuatu yang menimpamu tidak akan meleset darimu.” (HR. Abu Dawud, no. 4699; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Orang yang bertawakal akan lebih mudah menerima kenyataan tanpa merasa kecewa atau putus asa.
Bagaimana Cara Mengamalkan Tawakal dalam Kehidupan Sehari-hari?
1. Berusaha Maksimal, Lalu Menyerahkan Hasilnya kepada Allah ﷻ
Tawakal bukan berarti meninggalkan usaha, tetapi melakukan yang terbaik dan menyerahkan hasilnya kepada Allah ﷻ.
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ
“Ikatlah untamu, lalu bertawakallah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, no. 2517; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bahwa tawakal harus disertai dengan usaha yang nyata.
2. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Dzikir dan doa membantu seseorang untuk menguatkan rasa tawakal kepada Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa berikut:
حَسْبِيَ ٱللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung.” (QS. At-Taubah: 129)
3. Mengingat Bahwa Takdir Allah adalah yang Terbaik
Tidak semua yang kita inginkan baik untuk kita. Oleh karena itu, kita harus meyakini bahwa Allah ﷻ lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita.
Allah ﷻ berfirman:
وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّۭ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Kesimpulan
Tawakal adalah kunci utama untuk membersihkan hati dari kecemasan dan kekhawatiran. Dengan bertawakal, seseorang akan lebih tenang dalam menghadapi hidup, tidak bergantung kepada manusia, dan lebih ikhlas menerima takdir Allah ﷻ.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa bertawakal dan hidup dengan hati yang bersih dan tenang. Aamiin. 🤲🏻
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|