Muhasabah Diri: Menilai Amal Sebelum Dihisab

Pendahuluan

Setiap manusia pasti akan kembali kepada Allah ﷻ dan mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya. Sebelum hari hisab tiba, seorang mukmin hendaknya melakukan muhasabah, yaitu menilai dan mengoreksi diri sendiri. Muhasabah adalah tanda keimanan yang kuat dan kesadaran bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, sementara akhirat adalah tempat pembalasan yang kekal.

Dalil dari Al-Qur’an tentang Muhasabah

Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Hasyr: 18).

Ayat ini menjadi dasar perintah untuk selalu menilai amal dan memperbaikinya sebelum datang hari pembalasan.

Hadits tentang Muhasabah Diri

Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Syaddad bin Aus رضي الله عنه:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ الْأَمَانِيَّ

“Orang yang cerdas adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah” (HR. Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani).

Hadits ini menjelaskan bahwa muhasabah adalah ciri orang berakal yang mempersiapkan bekal untuk akhirat.

Makna Muhasabah Diri

1. Menghitung Amal yang Telah Dilakukan

Seorang mukmin yang beriman akan senantiasa mengevaluasi amalnya: apakah sesuai dengan syariat atau justru mengandung riya’, lalai, dan dosa.

2. Memperbaiki Kekurangan dan Bertaubat

Muhasabah bukan hanya menghitung amal, tetapi juga memperbaiki kesalahan dengan taubat yang tulus dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

3. Melatih Keikhlasan

Dengan muhasabah, seseorang belajar menata niatnya agar amal yang dikerjakan semata-mata untuk mencari ridha Allah ﷻ.

Pentingnya Muhasabah dalam Kehidupan Seorang Muslim

1. Menjaga Konsistensi Iman

Muhasabah menjadikan seorang muslim lebih berhati-hati dalam ucapan, tindakan, dan niatnya setiap hari.

2. Mencegah Diri dari Dosa

Orang yang terbiasa menilai dirinya akan lebih cepat menyadari kesalahan dan segera memperbaikinya sebelum terlambat.

3. Menumbuhkan Rasa Takut kepada Allah ﷻ

Kesadaran bahwa setiap amal akan dihisab menumbuhkan rasa takut sekaligus harapan agar Allah ﷻ mengampuni dan menerima amalnya.

Atsar dari Salaf tentang Muhasabah

Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه berkata:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَزِنُوهَا قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا

“Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum amalmu ditimbang.”

Ucapan ini menjadi nasihat yang mendalam agar setiap muslim menjadikan muhasabah sebagai kebiasaan harian sebelum datang hari perhitungan yang sesungguhnya.

Cara Melakukan Muhasabah Diri

  1. Menilai niat sebelum dan sesudah beramal. Apakah amal dilakukan karena Allah ﷻ atau demi pujian manusia.

  2. Mengevaluasi ibadah wajib dan sunnah. Apakah telah dilakukan dengan benar dan khusyuk.

  3. Mengoreksi sikap terhadap sesama. Apakah ada ucapan yang menyakiti, atau hak orang lain yang belum dipenuhi.

  4. Menyesali dosa dan segera bertaubat. Tidak ada muhasabah tanpa kesungguhan untuk memperbaiki diri.

Penutup

Muhasabah diri adalah tanda keimanan yang hidup. Orang yang menilai dirinya di dunia akan mudah melewati hisab di akhirat. Karena itu, biasakanlah menghitung amal sebelum Allah ﷻ menghisab kita, agar kita termasuk golongan yang selamat dan beruntung di akhirat.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top