Meretas Pengendalian Diri dalam Membentuk Akhlak Mulia

Pengantar

Pengendalian diri adalah salah satu kunci utama dalam membentuk akhlak mulia. Seorang Muslim yang mampu menahan hawa nafsu, mengendalikan emosi, dan menjaga lisannya akan lebih mudah mencapai derajat ketakwaan di sisi Allah ﷻ. Dalam Islam, pengendalian diri tidak hanya diwujudkan dalam puasa, tetapi juga dalam keseharian melalui kesabaran, ketakwaan, serta kebijaksanaan dalam berbicara dan bertindak.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pengendalian diri dapat membentuk akhlak mulia berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan hadits shahih, serta bagaimana cara melatihnya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pengendalian Diri dalam Islam

Islam mengajarkan bahwa seseorang yang mampu mengendalikan dirinya memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah ﷻ. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ berfirman:

وَٱلْكَـٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
📖 (QS. Ali ‘Imran: 134)

Ayat ini menegaskan bahwa menahan amarah adalah salah satu bentuk pengendalian diri yang sangat dianjurkan dalam Islam. Seseorang yang mampu mengendalikan emosinya akan lebih mudah memiliki akhlak yang mulia, karena ia tidak mudah terprovokasi dan lebih mengutamakan sikap sabar dan pemaaf.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 6114, Muslim no. 2609)

Hadits ini menunjukkan bahwa pengendalian diri adalah tanda kekuatan sejati dalam Islam, bukan sekadar kemampuan fisik, tetapi keteguhan hati dalam menghadapi situasi yang menantang.

2. Hubungan antara Pengendalian Diri dan Akhlak Mulia

Akhlak yang baik tidak muncul secara instan, melainkan merupakan hasil dari latihan pengendalian diri yang terus-menerus. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
📖 (HR. Ahmad no. 8952, disahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah As-Shahihah no. 45)

Beberapa aspek penting dalam membentuk akhlak mulia melalui pengendalian diri adalah:

1. Menjaga Lisan

Lisan adalah salah satu hal yang paling sulit dikendalikan, tetapi sangat berpengaruh terhadap akhlak seseorang. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 6018, Muslim no. 47)

Menahan diri dari perkataan yang buruk adalah bentuk pengendalian diri yang mencerminkan akhlak yang baik.

2. Bersabar dalam Menghadapi Cobaan

Sabar adalah bagian dari pengendalian diri yang paling utama. Allah ﷻ berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”
📖 (QS. Az-Zumar: 10)

Seseorang yang mampu bersabar dalam menghadapi ujian hidup akan memiliki akhlak yang lebih tenang, tidak mudah mengeluh, dan selalu berusaha mencari solusi yang baik.

3. Menahan Nafsu dari Perbuatan Maksiat

Islam mengajarkan bahwa orang yang paling mulia adalah mereka yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. Rasulullah ﷺ bersabda:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ

“Orang yang cerdas adalah yang menahan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.”
📖 (HR. At-Tirmidzi no. 2459, Ibnu Majah no. 4260, disahihkan oleh Al-Albani)

Orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya akan terhindar dari dosa dan memiliki akhlak yang lebih terpuji.

3. Cara Melatih Pengendalian Diri untuk Membentuk Akhlak Mulia

Mengendalikan diri bukanlah perkara yang mudah, tetapi bisa dilatih dengan beberapa cara berikut:

1. Membiasakan Diri dengan Berpuasa

Puasa adalah latihan terbaik untuk menahan hawa nafsu dan meningkatkan ketakwaan. Rasulullah ﷺ bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda! Barang siapa yang mampu menikah, maka menikahlah. Namun, barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 5066, Muslim no. 1400)

Puasa tidak hanya melatih seseorang untuk menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih kesabaran, keikhlasan, dan pengendalian diri dalam menghadapi godaan maksiat.

2. Membiasakan Dzikir dan Shalat

Orang yang rajin berdzikir dan menjaga shalatnya akan lebih mudah mengendalikan diri. Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
📖 (QS. Al-Ankabut: 45)

Shalat dan dzikir membantu seseorang untuk tetap tenang dan menjauhi perbuatan buruk.

3. Menghindari Lingkungan yang Buruk

Lingkungan yang buruk bisa memengaruhi pengendalian diri seseorang. Rasulullah ﷺ bersabda:

المَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang itu akan mengikuti agama sahabat dekatnya, maka perhatikanlah dengan siapa ia berteman.”
📖 (HR. Abu Dawud no. 4833, At-Tirmidzi no. 2378, disahihkan oleh Al-Albani)

Memilih teman yang baik akan membantu kita lebih mudah dalam menjaga akhlak dan pengendalian diri.


Kesimpulan

Pengendalian diri adalah kunci utama dalam membentuk akhlak mulia. Dengan menjaga lisan, bersabar, menahan hawa nafsu, berpuasa, serta menjaga lingkungan yang baik, seorang Muslim dapat memiliki akhlak yang lebih terpuji di hadapan Allah ﷻ dan manusia.

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk selalu menjaga diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?