Ujian Adalah Bagian dari Takdir Allah ﷻ
Setiap manusia akan diuji dalam kehidupannya. Ujian datang dalam berbagai bentuk: kesulitan, kehilangan, sakit, bahkan kebahagiaan. Semua ini adalah bagian dari ketetapan Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun: 11)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap ujian datang bukanlah kebetulan, tetapi sesuai dengan qadar Allah ﷻ.
Keyakinan kepada Qadar Membawa Ketenteraman
Meyakini qadar (takdir) Allah ﷻ termasuk bagian dari rukun iman. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim no. 8, dari Umar bin Khaththab رضي الله عنه)
Seorang mukmin yang memahami takdir tidak akan larut dalam kesedihan berlebihan. Ia yakin bahwa apa pun yang menimpanya sudah tercatat sejak lama. Rasulullah ﷺ bersabda:
اعْلَمْ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
“Ketahuilah, apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu, dan apa yang meleset darimu tidak akan menimpamu.” (HR. Tirmidzi no. 2516, hasan shahih menurut Syaikh Al-Albani)
Hikmah di Balik Ujian
1. Meningkatkan Derajat Iman
Ujian adalah sarana untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ
“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan menurut Syaikh Al-Albani)
2. Penghapus Dosa
Setiap musibah yang menimpa seorang Muslim dapat menjadi penghapus dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, atau kesusahan, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah menghapus sebagian dosa-dosanya karenanya.” (HR. Bukhari no. 5641 dan Muslim no. 2573)
Sikap Terbaik dalam Menghadapi Ujian
1. Bersabar dan Ridha
Sabar adalah kunci utama saat menghadapi ujian. Allah ﷻ berfirman:
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali.’” (QS. Al-Baqarah: 155-156)
2. Berdoa dan Memohon Kekuatan
Doa adalah senjata seorang mukmin. Saat menghadapi ujian, perbanyaklah doa agar hati tetap tenang dan diberi kekuatan untuk menjalani takdir.
3. Mengambil Pelajaran
Setiap ujian memiliki hikmah yang tersembunyi. Seorang mukmin hendaknya menjadikan ujian sebagai sarana introspeksi dan perbaikan diri.
Penutup
Menyikapi ujian dengan keyakinan kepada qadar Allah ﷻ akan membawa ketenteraman hati dan pahala yang besar. Sabar, ridha, dan terus memperbaiki diri adalah kunci agar ujian menjadi jalan menuju ridha Allah ﷻ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|