Menjaga Lisan dalam Dzikir dan Doa

Pendahuluan

Lisan adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah ﷻ berikan kepada manusia. Dengannya, seorang hamba dapat berzikir, berdoa, dan memuji kebesaran Allah ﷻ. Namun, lisan juga bisa menjadi sebab dosa besar jika tidak dijaga. Oleh karena itu, seorang muslim harus menggunakan lisannya untuk kebaikan, terutama dalam dzikir dan doa yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.

Dalil dari Al-Qur’an tentang Menjaga Lisan

Allah ﷻ berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨

“Tidak ada satu kata pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)” (Qaf: 18).

Ayat ini menunjukkan bahwa setiap ucapan manusia akan dicatat, baik yang bermanfaat maupun yang membawa dosa. Karena itu, seorang muslim harus berhati-hati dalam menggunakan lisannya.

Hadits tentang Keutamaan Menjaga Lisan

Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه:

كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

“Tahanlah lisanmu!” Aku (Mu’adz) berkata: “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena apa yang kita ucapkan?” Beliau ﷺ menjawab: “Celaka engkau wahai Mu’adz! Bukankah kebanyakan manusia diseret ke neraka di atas wajah mereka kecuali karena hasil dari ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Hadits ini menegaskan bahwa lisan bisa menjadi penyebab utama keselamatan atau kebinasaan seseorang.

Menjaga Lisan dalam Dzikir

1. Berdzikir dengan Kehadiran Hati

Dzikir tidak sekadar ucapan lisan, tetapi juga penghayatan hati. Allah ﷻ berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Ar-Ra’d: 28).

Dzikir yang tulus menghadirkan ketenangan dan memperkuat hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya.

2. Menghindari Dzikir yang Hanya di Lisan

Dzikir yang hanya keluar dari bibir tanpa disertai penghayatan hati tidak akan memberi pengaruh besar. Karena itu, seorang muslim harus berdzikir dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Menjaga Lisan dalam Doa

1. Berdoa dengan Adab yang Baik

Dalam berdoa, hendaknya lisan digunakan dengan sopan dan penuh kerendahan hati. Allah ﷻ berfirman:

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ ﴿٥٥

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Al-A’raf: 55).

2. Menghindari Ucapan yang Mengandung Putus Asa

Doa harus disertai keyakinan bahwa Allah ﷻ Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Berputus asa dalam doa menunjukkan lemahnya iman.

Penutup

Menjaga lisan dalam dzikir dan doa adalah tanda keimanan dan kedewasaan spiritual seorang muslim. Lisan yang digunakan untuk mengingat Allah ﷻ akan menjadi cahaya di dunia dan akhirat. Karena itu, hendaknya seorang hamba senantiasa mengisinya dengan dzikir yang benar dan doa yang tulus, serta menjauhi ucapan sia-sia yang dapat menjerumuskan ke dalam dosa.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top