Menjaga Amanah dan Kejujuran

Pendahuluan

Amanah dan kejujuran adalah dua sifat mulia yang menjadi fondasi dalam kehidupan seorang muslim. Keduanya merupakan akhlak yang sangat ditekankan dalam Islam, baik dalam urusan ibadah, muamalah, maupun kehidupan sosial. Seorang yang menjaga amanah dan kejujuran berarti telah menjalankan bagian penting dari keimanan, sedangkan mengkhianati amanah dan berdusta adalah tanda kemunafikan.

Dalil dari Al-Qur’an tentang Amanah dan Kejujuran

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا 

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (An-Nisa’: 58).

Ayat ini menjelaskan bahwa menunaikan amanah adalah perintah langsung dari Allah ﷻ, baik amanah terhadap Allah (ibadah dan janji iman) maupun amanah terhadap sesama manusia.

Hadits tentang Keutamaan Amanah dan Kejujuran

Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang senantiasa jujur hingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah dusta, karena dusta membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. Seseorang terus berdusta hingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menegaskan bahwa kejujuran adalah jalan menuju surga, sedangkan kebohongan adalah jalan menuju neraka.

Makna Amanah dan Kejujuran

1. Amanah

Amanah berarti menunaikan sesuatu yang dipercayakan kepadanya dengan benar. Amanah mencakup segala bentuk tanggung jawab, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun agama.

2. Kejujuran

Kejujuran berarti berkata dan berbuat sesuai dengan kebenaran. Orang jujur akan dipercaya dan dihormati, sedangkan orang yang berdusta akan kehilangan kehormatan di dunia dan akhirat.

Bentuk-Bentuk Amanah dalam Kehidupan

  1. Amanah terhadap Allah ﷻ – Menunaikan ibadah, menjaga shalat, dan melaksanakan perintah-Nya dengan ikhlas.

  2. Amanah terhadap sesama manusia – Meliputi tanggung jawab dalam pekerjaan, perjanjian, dan harta yang dititipkan.

  3. Amanah terhadap diri sendiri – Menjaga tubuh, waktu, dan kemampuan agar digunakan untuk hal-hal yang diridhai Allah ﷻ.

Ciri Orang yang Amanah dan Jujur

  1. Dapat dipercaya dalam perkataan dan perbuatan.

  2. Menepati janji dan tidak mengingkarinya.

  3. Tidak menyembunyikan kebenaran.

  4. Tidak berkhianat terhadap titipan atau rahasia.

Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila dipercaya ia berkhianat” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini memperingatkan bahwa meninggalkan amanah dan kejujuran merupakan sifat orang munafik yang sangat dibenci oleh Allah ﷻ.

Dampak Positif Menjaga Amanah dan Kejujuran

  1. Mendapat kepercayaan dari manusia dan keberkahan dari Allah ﷻ.

  2. Menumbuhkan rasa tenteram dalam masyarakat.

  3. Menjadi sebab masuk surga dan dicatat sebagai orang shalih.

Penutup

Menjaga amanah dan kejujuran adalah tanda keimanan yang kuat dan akhlak yang luhur. Dalam kehidupan seorang muslim, amanah dan kejujuran bukan sekadar nilai moral, tetapi kewajiban agama. Siapa yang memeliharanya akan dimuliakan Allah ﷻ di dunia dan akhirat, sedangkan siapa yang mengkhianatinya akan binasa.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top