Menghadapi Ujian dengan Tawakkal

Tawakkal: Keyakinan dan Ketundukan Hati kepada Allah ﷻ

Tawakkal adalah bagian penting dari iman seorang muslim. Ia merupakan bentuk penyerahan total kepada Allah ﷻ setelah berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Dalam setiap ujian hidup, tawakkal menjadi penopang kekuatan jiwa dan pelindung dari keputusasaan.

Allah ﷻ berfirman:

وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

“Dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS. Ali ‘Imran: 122)

Ayat ini menegaskan bahwa tawakkal adalah ciri khas orang yang beriman.

Tawakkal dan Ujian: Dua Sisi yang Saling Menguatkan

1. Ujian Hidup adalah Sunnatullah

Ujian dalam kehidupan adalah kepastian. Tidak ada satu jiwa pun yang luput darinya. Allah ﷻ berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٖ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٖ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
*“Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”* (QS. Al-Baqarah: 155)

Ujian tersebut bertujuan untuk menguatkan keimanan, menghapus dosa, dan mengangkat derajat.

2. Tawakkal adalah Solusi dalam Menghadapi Ujian

Tawakkal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan melakukan sebab-sebab secara syar’i lalu menyerahkan hasilnya kepada Allah ﷻ. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى ٱللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ ٱلطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi no. 2344. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Burung tidak tinggal diam di sarangnya, ia keluar berusaha, namun tetap yakin rezekinya dari Allah ﷻ.

Contoh Nyata Tawakkal Para Nabi

Nabi Ibrahim عليه السلام

Saat dilempar ke dalam api, beliau mengucapkan:

حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ

“Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia sebaik-baik pelindung.” (QS. Ali ‘Imran: 173)

Maka Allah ﷻ menyelamatkannya dari kobaran api.

Nabi Musa عليه السلام

Ketika dikejar Fir’aun dan pasukannya, beliau berkata:

كَلَّآ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ

“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Asy-Syu’ara: 62)

Tawakkalnya melahirkan mukjizat terbelahnya lautan.

Tawakkal dalam Kehidupan Sehari-Hari

Tawakkal tidak hanya berlaku saat musibah besar, tetapi juga dalam urusan harian:

  • Saat mencari nafkah

  • Dalam pendidikan anak

  • Ketika menghadapi sakit

  • Dalam berdakwah

  • Menjalani pernikahan

Segala urusan duniawi dan ukhrawi membutuhkan sandaran kepada Allah ﷻ yang Maha Mengatur segalanya.

Penutup

Tawakkal adalah pondasi yang menenangkan jiwa. Dengan tawakkal, kita tidak mudah goyah oleh ujian hidup. Kita yakin bahwa di balik setiap ujian, ada hikmah yang dalam. Maka, jadikan tawakkal sebagai senjata dalam menghadapi setiap cobaan, niscaya hati akan tenang dan pertolongan Allah ﷻ akan datang.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top