Meneladani Abu Bakar رضي الله عنه dalam Zuhud dan Kepemimpinan

Pendahuluan

Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه adalah sahabat terbaik Rasulullah ﷺ, khalifah pertama setelah wafatnya beliau ﷺ, dan manusia paling utama setelah para nabi. Sifat zuhud dan ketegasannya dalam kepemimpinan menjadikannya teladan sepanjang masa. Meski memiliki kekayaan dan kedudukan, ia hidup sederhana dan menjadikan dunia sebagai sarana untuk menggapai akhirat. Artikel ini mengulas keteladanan Abu Bakar رضي الله عنه dalam sikap zuhud dan kepemimpinannya yang adil dan bijaksana.


Abu Bakar رضي الله عنه: Sosok Terdepan dalam Keutamaan

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَمَنَّ ٱلنَّاسِ عَلَيَّ فِى صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبُو بَكْرٍ، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًۭا غَيْرَ رَبِّى لَٱتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًۭا، وَلَـٰكِنْ أُخُوَّةُ ٱلْإِسْلَـٰمِ وَمَوَدَّتُهُ، لَا يَبْقَيَنَّ فِى ٱلْمَسْجِدِ خَوْخَةٌ إِلَّا سُدَّتْ، إِلَّا خَوْخَةَ أَبِى بَكْرٍ

Dari Abu Sa’id Al-Khudri رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya kepadaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakar. Kalau seandainya aku boleh mengambil seorang kekasih selain Rabb-ku, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Namun cukup dengan persaudaraan dan kasih sayang Islam. Tidak ada pintu rumah yang tersisa di masjid kecuali akan ditutup kecuali pintu rumah Abu Bakar.” (HR. Bukhari no. 3661 dan Muslim no. 2382)


Zuhud Abu Bakar رضي الله عنه: Dunia di Tangan, Akhirat di Hati

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, tetapi tidak menjadikan dunia sebagai tujuan. Abu Bakar رضي الله عنه adalah pedagang yang sukses, namun ia tidak terikat oleh harta. Ketika diminta berinfak di jalan Allah, ia menyerahkan seluruh hartanya.

Dalam perang Tabuk, Rasulullah ﷺ memerintahkan para sahabat untuk bersedekah. Umar bin Khattab رضي الله عنه berkata:

الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ

“Hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar.” Maka ia membawa setengah hartanya. Ketika Rasulullah ﷺ bertanya kepada Abu Bakar: “Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?” Ia menjawab:

تَرَكْتُ لَهُمُ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Abu Dawud no. 1678, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)

Zuhud beliau tampak pula dalam kehidupannya sebagai khalifah. Ia tetap berdagang di pasar setelah diangkat sebagai khalifah, sampai kaum Muslimin memintanya mengambil gaji dari baitul mal karena waktunya sudah untuk umat.


Kepemimpinan Abu Bakar رضي الله عنه: Tegas dalam Kebenaran

Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, banyak orang murtad dan menolak membayar zakat. Abu Bakar رضي الله عنه berdiri tegas meski ditentang banyak pihak, termasuk Umar bin Khattab رضي الله عنه.

Ia berkata:

وَٱللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَن فَرَّقَ بَيْنَ ٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ، فَإِنَّ ٱلزَّكَوٰةَ حَقُّ ٱلْمَالِ، وَٱللَّهِ لَوْ مَنَعُونِى عَنَاقًۭا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَىٰ رَسُولِ ٱللَّهِ ﷺ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَىٰ مَنْعِهَا

“Demi Allah, aku benar-benar akan memerangi siapa saja yang memisahkan antara shalat dan zakat. Zakat adalah hak dalam harta. Demi Allah, jika mereka menahan tali unta betina yang biasa mereka bayarkan kepada Rasulullah ﷺ, sungguh aku akan memerangi mereka karena penolakannya.” (HR. Bukhari no. 1399 dan Muslim no. 20)

Sikap ini menunjukkan bahwa beliau bukan hanya lembut dan zuhud, tetapi juga tegas dan berani dalam menegakkan agama.


Keteladanan Abu Bakar رضي الله عنه bagi Umat Hari Ini

  1. Kepemimpinan dengan tanggung jawab, bukan ambisi

  2. Mendahulukan akhirat dalam setiap keputusan

  3. Mendukung dakwah dengan harta dan tenaga

  4. Menjaga aqidah umat dari penyimpangan

  5. Rendah hati dan tetap hidup sederhana meski menjadi pemimpin umat


Penutup

Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه adalah teladan agung dalam hal zuhud dan kepemimpinan. Ia mencintai akhirat lebih dari dunia, dan mencintai kebenaran lebih dari popularitas. Di tengah godaan dunia dan beratnya amanah umat, kita sangat butuh meneladani sosok seperti beliau. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengikuti jejak para sahabat dan diberi kekuatan untuk menegakkan kebenaran dengan keikhlasan.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top