Bulan Safar Bukan Bulan Sial
Sebagian orang memiliki keyakinan keliru bahwa bulan Safar adalah bulan sial. Padahal, tidak ada dalil yang menguatkan anggapan tersebut. Islam menegaskan bahwa semua bulan adalah ciptaan Allah ﷻ dan tidak ada kesialan yang berkaitan dengan waktu tertentu. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ
“Tidak ada penularan (tanpa izin Allah), tidak ada kesialan, tidak ada burung hantu (yang dianggap membawa sial), dan tidak ada kesialan pada bulan Safar.” (HR. Bukhari no. 5707 dan Muslim no. 2220)
Hadits ini menunjukkan bahwa anggapan kesialan di bulan Safar adalah keyakinan jahiliyah yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Menghidupkan Ibadah di Bulan Safar
Sebagaimana di bulan lainnya, seorang Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan di bulan Safar. Tidak ada amalan khusus yang disyariatkan, tetapi ibadah-ibadah umum yang dicintai Allah ﷻ sangat dianjurkan, di antaranya:
1. Memperbanyak Shalat Sunnah
Shalat sunnah seperti rawatib, dhuha, qiyamul lail, dan witir adalah amalan yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
“Seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari no. 6502, dari Abu Hurairah رضي الله عنه)
2. Membaca Al-Qur’an dan Tadabbur
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah mulia yang pahalanya dilipatgandakan. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
“Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat.” (HR. Tirmidzi no. 2910, shahih menurut Syaikh Al-Albani)
3. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Dzikir adalah amalan yang mudah dilakukan tetapi memiliki keutamaan besar. Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan bertasbihlah kepada-Nya pada pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42)
4. Berpuasa Sunnah
Puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, 15 setiap bulan hijriyah) juga dianjurkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
صَوْمُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
“Puasa tiga hari setiap bulan seperti puasa sepanjang masa.” (HR. Bukhari no. 1979 dan Muslim no. 1159, dari Abdullah bin Amr رضي الله عنهما)
Mengisi Safar dengan Amal Sosial
Selain ibadah ritual, memperbanyak amal sosial seperti sedekah, membantu fakir miskin, serta menjaga silaturahmi adalah amalan yang sangat ditekankan. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah memberikan kebahagiaan kepada seorang Muslim.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, shahih menurut Syaikh Al-Albani)
Penutup
Bulan Safar adalah kesempatan emas untuk memperbanyak amal ibadah dan amal sosial, bukan untuk ditakuti dengan keyakinan-keyakinan yang tidak bersumber dari syariat. Setiap detik adalah ladang pahala untuk meraih keridhaan Allah ﷻ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|